Presiden Brasil Ogah Beli Vaksin Corona Jika Belum Selesai Uji Klinis
"Rakyat Brasil tidak akan saya jadikan hewan percobaan"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, akhirnya menolak untuk membeli vaksin COVID-19 dari Tiongkok. Hal itu lantaran vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkan oleh Tiongkok belum lolos uji klinis tahap ketiga.
Stasiun berita BBC, Rabu, 21 Oktober 2020, melaporkan pernyataan itu disampaikan oleh Bolsonaro sehari usai Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello mengumumkan ke publik bahwa vaksin corona buatan Negeri Tirai Bambu akan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional.
"Kami tidak akan membeli vaksin Tiongkok. Rakyat Brasil tidak akan saya jadikan hewan percobaan," tulis Bolsonaro melalui akun media sosialnya pada Rabu kemarin.
"Bagi pemerintahan saya, sebelum disuntikkan ke publik, maka harus terbukti secara saintifik oleh Kementerian Kesehatan dan diverifikasi oleh ANVISA," katanya lagi.
ANVISA merupakan badan yang mengeluarkan izin peredaran vaksin di Brasil. Vaksin COVID-19 asal Tiongkok yang dikembangkan di Brasil yakni buatan Sinovac Biotech. Perusahaan farmasi itu menggandeng Institut Butantan, salah satu pusat riset biomedis ternama di Brasil. Institut itu kini sedang mengerjakan uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 yang diberi nama CoronaVac.
Berdasarkan laporan kantor berita Reuters, Senin, 19 Oktober 2020 lalu, uji klinis tahap ketiga yang melibatkan 9.000 relawan terbukti aman. Namun, Direktur Institut Butantan, Dimas Covas, data hasil uji klinis dan seberapa efektif vaksin CoronaVac belum akan dirilis hingga uji klinis benar-benar rampung. Dalam uji klinis tahap ketiga, kata Covas, Brasil melibatkan 13 ribu relawan.
"Hasil awal dari uji klinis di Brasil membuktikan bahwa dari semua vaksin yang diuji klinis di Brasil, CoronaVac adalah yang paling aman. Satu-satunya yang memiliki kualitas terbaik dan memiliki tingkat efektivitas yang paling menjanjikan," ungkap Gubernur Sao Paulo, João Doria.
Doria diketahui ingin segera melakukan imunisasi kepada rakyat Sao Paulo lantaran kota terbesar di Brasil itu kini menjadi episentrum COVID-19.
Baca Juga: Sempat Remehkan Virus Corona, Presiden Brasil Kini Terinfeksi COVID-19
1. Menkes Brasil sempat mengumumkan pembelian 46 juta dosis vaksin COVID-19
Dikutip dari kantor berita Associated Press (AP), Menkes Eduardo Pazuello pada Selasa kemarin telah mengumumkan akan membeli 46 juta dosis bakal vaksin COVID-19 dari Tiongkok. Biaya yang diperlukan untuk membeli puluhan juta bakal vaksin itu mencapai 2 miliar Reais atau setara Rp5,2 triliun.
Pazuello menegaskan vaksin yang akan diberi kepada publik di Brasil adalah yang telah melalui uji klinis di Negeri Samba itu.
"Vaksin (yang dikembangkan) Institut Butantan akan menjadi vaksin (milik) Brasil," ungkapnya.
Dalam dokumen Kemenkes yang dirilis pada Senin lalu dan ditunjukkan oleh Gubernur Sao Paulo, tertulis bahwa kementerian yang dipimpin oleh Pazuello berniat untuk membeli vaksin COVID-19 yang kini tengah diuji klinis oleh Institut Butantan. Pemerintah akan membeli per dosis dengan harga US$10,30 atau setara Rp150 ribu.
Editor’s picks
Di dalam dokumen itu juga tertulis pembelian akan terealisasi bila disetujui oleh badan kesehatan di Brasil atau ANVISA. Kondisi pandemik COVID-19 merupakan termasuk yang paling parah di dunia.
Berdasarkan data, angka kematian di Brasil akibat COVID-19 telah menembus 153 ribu. Ini merupakan angka kematian tertinggi nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat.
Baca Juga: [UPDATE] Angka Kematian Akibat COVID-19 di Brasil Tembus 150 Ribu