TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS: Dukungan Rusia ke Myanmar Perburuk Keadaan

Hal ini juga menimbulkan masalah di kawasan ASEAN

Penasihat Kementerian Luar Negeri AS Derek Chollet. (dok. Twitter @CounsellorDOS)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) mengungkapkan keprihatinannya terkait krisis politik di Myanmar yang belum rampung hingga saat ini. AS yakin bahwa ada andil Rusia yang terus memasok senjata ke Myanmar.

“Dukungan Rusia untuk penguasa militer Myanmar tidak dapat diterima dan membuat tidak stabil. Pasokan senjatanya ini memicu konflik yang telah menjadi bencana bagi negara tersebut,” kata Penasihat Kementerian Luar Negeri AS, Derek Chollet, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (24/3/2023).

“AS prihatin dengan dampak yang lebih luas dari krisis yang meningkat di Myanmar sejak kudeta 2021 dan peningkatan hubungan junta dengan Rusia, yang dapat berupaya mendirikan pangkalan militer di negara itu,” lanjut dia.

Baca Juga: Junta Myanmar Akan Pulangkan Ribuan Pengungsi Rohingya dari Bangladesh

1. Peran Rusia memperburuk keadaan

Menlu RI Retno Marsudi dan Penasihat Kemenlu AS, Derek Chollet. (dok. Twitter @CounselorDOS)

Chollet berkunjung ke Indonesia pada 20-21 Maret 2023 kemarin. Dalam kunjungannya, sejumlah isu dibawa Chollet seperti kemitraan strategis AS-Indonesia, komitmen AS dalam sentralitas ASEAN serta Indo Pasifik dan menegaskan dukungan AS di keketuaan Indonesia di ASEAN 2023. Di Jakarta, Chollet sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. 

“Siapa pun yang berbicara dengan Moskow perlu memberitahu bahwa dukungan militer mereka yang berkelanjutan untuk junta Myanmar, tidak dapat diterima. Ini membuat tidak stabil,” ucap Chollet.

Menurutnya, peran Rusia ini tidak hanya bermasalah bagi Myanmar, tapi juga bisa menimbulkan masalah di kawasan ASEAN.

2. Hubungan militer Rusia-Myanmar diduga terus berkembang

Pertemuan Menlu Rusia dengan Menlu Myanmar. (dok. Twitter Kemlu Rusia)

Selain itu, Chollet juga menduga bahwa hubungan militer kedua negara terus meluas.

“Apa yang saya lihat selama beberapa tahun terakhir adalah hubungan militer yang terus berkembang (antara dua negara). Dan saya khawatir sekarang tentang pasokan senjata yang masuk ke Myanmar dari Rusia,” tuturnya.

Rusia memang salah satu sekutu dekat Myanmar sejak pecahnya kudeta. Negara-negara Barat pun secara rutin meningkatkan jumlah sanksi mereka ke Myanmar dan Rusia.

Baca Juga: Isu Myanmar Harus Diperhatian Semua Negara Anggota ASEAN 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya