TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erdogan Sindir Barat Hanya Diam Lihat Kondisi Gaza

Erdogan sebut pembantaian terjadi di Palestina

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (dok X @RTErdogan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyindir negara-negara Barat yang seolah diam melihat kondisi di Gaza, Palestina, saat ini. Erdoga mengatakan, Israel melakukan pembantaian di Gaza.

Hal ini diungkapkan Erdogan ketika menyampaikan pernyataan nasionalnya di KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu kemarin.

“Kita dihadapkan pada tindakan barbar yang belum pernah terjadi dalam sejarah, di mana rumah sakit, sekolah dan kamp pengungsi dibom dan warga sipil dibantai. Sangat disayangkan bahwa negara-negara Barat yang selalu menyuarakan HAM dan kebebasan, tetap diam atas pembantaian di Palestina,” kata Erdogan, dikutip dari Anadolu, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga: Gaza Masih Dibombardir Israel, 11.360 Warga Palestina Tewas

Baca Juga: Presiden Palestina Titip Pesan ke Biden Lewat Jokowi

1. Meminta BBM segera dikirimkan ke Gaza

Gedung-gedung yang hancur akibat serangan Pendudukan Israel terhadap rumah-rumah warga sipil Palestina di Gaza di utara Kamp Jabalia, utara wilayah Al-Sikka, Rabu (11/11/2023). (dok. Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP))

Sementara itu, Erdogan mendesak agar bahan bakar segera dikirimkan ke Gaza. Bahan bakar diperlukan agar rumah sakit di wilayah itu tetap beroperasi.

“Kami percaya bahwa ada dana operasional yang harus diadakan dalam OKI untuk membangun kembali Gaza,” usul Erdogan.

Baca Juga: Palestina Tolak Pembangunan Kamp Pengungsi di Gaza Selatan

2. Korban tewas sudah mencapai 11 ribu

Aksi protes penduduk Gaza di wilayah pesisir Jalur Gaza (Twitter/Warda_GazaPal)

Setidaknya 11.360 warga Palestina tewas dalam serangan yang dilakukan Israel ke Gaza pada 37 hari terakhir. Kementerian Kesehatan Palestina merilis korban terluka mencapai 28.200 orang per hari ini.

Dilansir dari Wafa Agency, tercatat korban tewas paling banyak adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.

Kemenkes Palestina mengaku kesulitan mengumpulkan informasi terbaru karena komunikasi dengan otoritas Gaza terputus.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya