TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Kebebasan Pers, AS Terus Lindungi Hak Jurnalis 

AS melindungi jurnalis yang bertugas di wilayah konflik

Menlu AS Anthony J. Blinken saat diwawancarai oleh IDN Times pada Selasa (14/12/2021). (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendukung perlindungan terhadap jurnalis di wilayah konflik. Ia menyebut, pemerintah AS mengambil sejumlah tindakan untuk melawan penindasan dan memperkuat kebebasan pers.

Hal ini diungkapkan Blinken pada Hari Kebebasan Pers Sedunia, (3/5/2022), lalu.

Baca Juga: Medsos dan Nomor HP Ketua AJI Diretas, Sekjen: Teror Kebebasan Pers  

1. AS bekali jurnalis perlengkapan di wilayah konflik

Ilustrasi pers (IDN TImes/Arief Rahmat)

Blinken menegaskan, AS selalu meminta media untuk melindungi jurnalis di wilayah konflik.

“Di Ukraina, misalnya, kami membekali jurnalis dengan jaket antipeluru, kotak P3K, dan telepon satelit,” kata Blinken, dikutip dari laman website Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jumat (6/5/2022).

AS juga mendirikan pusat pers di Lviv untuk membantu media lokal dan nasional Ukraina agar tetap dapat beroperasi.

“Kami juga menawarkan bantuan darurat dan dukungan psikososial kepada para jurnalis yang menanggung luka tak terlihat akibat liputan dari zona perang,” ujar dia.

Upaya ini berjalan seiring dengan Journalism Protection Platform yang dicanangkan AS saat Summit for Democracy beberapa bulan lalu, yang akan memberikan pelatihan kepada jurnalis berisiko dalam bidang keamanan digital dan fisik, perawatan psikososial, dan bentuk dukungan lainnya.

Baca Juga: Bertambah Lagi! Jurnalis Tewas ketika Rudal Rusia Menghantam Kiev

2. AS berkomitmen dalam kebebasan pers

https://unsplash.com/

AS juga terus mengangkat profil kasus jurnalis yang menjadi sasaran karena pekerjaannya melalui setiap platform dan keterlibatan diplomatik yang dimiliki.

“Hari ini dan setiap harinya, kita selalu memikirkan nasib jurnalis Amerika, Austin Tice, yang telah ditawan di Suriah selama hampir 10 tahun atau seperempat dari masa hidupnya. Kami akan terus mengupayakan segala cara untuk dapat membebaskannya,” tutur Blinken lagi.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya