TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan Penanggulangan Bencana PBB 

Pertemuan ini digelar di Nusa Dua, Bali, mulai hari ini.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I pada Januari 2021 lalu. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menjadi tuan rumah Global Platform for Disaster Risk reduction (GPDRR) 2022 yang ke-7 di Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini pertama kali diadakan di Asia dan pertama kali juga Indonesia menjadi tuan rumah.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, pertemuan ini adalah pertemuan yang melibatkan banyak pihak yang terbesar dalam konteks Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Presiden RI Joko “Jokowi” Widodo juga telah membuka pertemuan ini pada pagi tadi.

Baca Juga: Kemlu RI Beri Penjelasan terkait UAS Dilarang Masuk Singapura 

1. Ada 6 ribu peserta yang mendaftar

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing mengenai hasil pertemuan di sidang umum PBB (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

Menlu Retno mengatakan, hingga Selasa (24/5/2022) kemarin, tercatat ada 6 ribu peserta yang hadir dari 183 negara, meski acara ini digelar secara hybrid.

“Namun ada 70 persen yang hadir secara fisik di Bali. Dari PBB hadir juga Wakil Sekjen PBB, Presiden Majelis Umum PBB, dan Utusan untuk Urusan Kebencanaan,” kata Retno dalam rekaman video dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima IDN Times, Rabu (25/5/2022).

Retno menegaskan, dari waktu ke waktu, Indonesia selalu menghadapi bencana dan pertemuan ini adalah pertemuan yang paling tepat untuk bertukar pengalaman mengenai penanganan bencana.

2. Alasan Indonesia jadi tuan rumah pertama kali di Asia

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ketika memberikan briefing (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

Retno juga membeberkan alasan mengapa Indonesia dipilih menjadi tuan rumah GPDRR yang pertama kali diadakan di Asia.

“Ini menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan Indonesia sebagai champion isu kebencanaan,” ujar Retno.

Selain itu, lanjutnya, GPDRR ini digunakan untuk bertukar pengalaman dalam penanganan bencana.

“Ini adalah platform yang pas untuk melakukan kolaborasi kerja sama antara nasional, kawasan dan regional. Dan dalam penanganan bencana ini, kita melihat di sana dan di sini ada local wisdom yang membantu upaya kita dalam penanganan bencana,” tutur dia.

Baca Juga: Finlandia-Swedia Daftar NATO, Kemlu RI Angkat Bicara

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya