TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu dan Menhan RI-Prancis Bertemu, Bahas ASEAN hingga Isu Keamanan

Pertemuan ini dibungkus dalam format 2+2

Pertemuan 2+2 antara Indonesia dan Prancis. (dok. Twitter @Menlu_RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pertemuan 2+2 dengan Menlu Prancis Catherine Colonna dan Menhan Prancis Sebastian Lecornu di Paris, Prancis, hari ini.

Indonesia tidak memiliki banyak pertemuan dalam format 2+2 tersebut. Pertemuan 2+2 dengan Prancis ini adalah yang pertama di Eropa dan yang pertama pula dengan negara P5 (negara anggota permanen DK PBB). Hal ini menunjukkan arti strategis hubungan kedua negara.

Isu utama yang dibahas adalah isu pertahanan dan keamanan. Retno menekankan bahwa pentingnya kerja sama Indonesia dan Prancis tidak sebatas pada jual beli alutsista, namun juga transfer teknologi.

“Pengembangan dan produksi bersama juga penting untuk membangun strategic autonomy Indonesia. Indonesia juga ingin jadi bagian dari mata rantai pasok global untuk industri strategis. Untuk itu, saya dorong implementasi kerja sama joint ventures dan joint production antara Thales & PT LEN Industry,” kata Retno, dalam keterangannya, Jumat (21/7/2023).

Baca Juga: Menhan Prabowo Akhirnya Beli 12 Jet Tempur Bekas Qatar Rp12 Triliun 

Baca Juga: Menlu Retno: Konflik Tidak Halangi ASEAN Wujudkan Episentrum Ekonomi

1. Fokus keamanan maritim, siber dan penanggulangan bencana

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna. (dok. Twitter @Menlu_RI)

Selain itu, isu keamanan maritim, siber dan penanggulangan bencana juga diangkat Retno dalam pertemuan ini.

“Pertama, keamanan maritim, termasuk dukungan alih teknologi dan capacity building Prancis untuk Bakamla RI. Kedua, keamanan siber, termasuk kerja sama BSSN dengan industri pertahanan Thales dan soal penanggulangan bencana, termasuk mengundang Prancis untuk menghadiri ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise 2023 pada bulan depan,” tutur Retno.

2. Prancis harus jadi mitra strategis ASEAN

Pertemuan East Asia Summit di Jakarta. (Dok Gallery ASEAN)

Isu ASEAN pun dibawa Retno dalam pertemuan 2+2 ini. Retno sempat menyampaikan soal suksesnya gelaran pertemuan Menlu ASEAN dan mitra wicaranya, pekan lalu, termasuk dukungan semua mitra terhadap sentralitas ASEAN dalam membangun arsitektur kawasan yang inklusif.

“Saya tekankan Prancis harus menjadi mitra strategis ASEAN untuk mewujudkan arsitektur kawasan yang inklusif. Kawasan Indo-Pasifik tidak boleh menjadi ajang unjuk kekuatan,” ucapnya.

“Dukungan Prancis terhadap ASEAN Outlook on the Indo Pacific (AOIP) sangat diperlukan, termasuk dalam ASEAN Indo-Pacific Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta, 5-6 September. Secara khusus saya juga meminta Prancis selaku Nuclear Weapon State untuk mengaksesi Protokol Traktat SEANWFZ (South East Asian Nuclear Weapon Free Zone) untuk menjaga Asia Tenggara tetap bebas nuklir,” lanjut Retno.

Baca Juga: Menlu Retno-Menlu Korsel Bertemu, Bahas Apa Saja?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya