Menlu Retno: Konflik Tidak Halangi ASEAN Wujudkan Episentrum Ekonomi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, tetap yakin ASEAN bisa menjadi epicentrum of growth atau pusat pertumbuhan ekonomi, meski dunia sedang disibukkan berbagai konflik dan krisis.
Di antara permasalahan global yang menjadi sorotan adalah krisis politik di Myanmar, agresi Rusia di Ukraina, hingga konflik sipil di Sudan.
“Walaupun ini (ASEAN Ministerial Meeting/AMM) adalah pertemuan para Menlu ASEAN, tapi isu kerja sama ekonomi juga dibahas dan mendapat dukungan (dari mitra ASEAN). Ada isu ketahanan pangan, transisi energi, kesehatan, dan stabilitas keuangan. Ini menunjukkan bahwa di dalam situasi seperti ini, keketuaan Indonesia tetap fokus menjadikan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth,” kata Retno usai menutup rangkaian kegiatan AMM di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Baca Juga: ASEAN Ingin Diplomasi Preventif Jadi Cara Cegah Konflik di Kawasan
1. Para menteri ASEAN akan bekerja ekstra
Untuk memastikan cita-cita tersebut terealisasi, Retno mengatakan para menlu dan menteri sektoral ASEAN akan bekerja lebih keras lagi.
“Para menteri ASEAN akan bekerja lebih tajam untuk membahas kerja sama-kerja sama konkret dalam konteks ekonomi, untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai epicentrum of growth,” ujar Retno.
Baca Juga: Menlu Retno: Ada Komitmen Kuat Jadikan ASEAN Bebas Nuklir
2. Ketahanan pangan penting dalam menjaga pertumbuhan
Editor’s picks
Terkait ketahanan pangan, Indonesia telah mengusulkan ASEAN Leaders’ Declaration on Strengthening Food Security and Nutrition in Response to Crisis, yang akan disahkan pada KTT ASEAN ke-43.
“Draf antara lain berisi kolaborasi semua sektor terkait di ASEAN, untuk memastikan ketersediaan pangan di saat krisis, dan ketahanan rantai pasok dalam menghadapi disrupsi. Indonesia juga mengusulkan kerja sama ketahanan pangan dengan negara mitra seperti India, Kanada, Rusia, Australia, dan Turki,” papar Retno.
Baca Juga: AS Siap Dukung ASEAN Wujudkan 5 Poin Konsensus di Myanmar
3. Isu lainnya untuk menjaga cita-cita ASEAN
Ihwal stabilitas keuangan, ASEAN mendapatkan dukungan negara ASEAN+3 (China, Jepang, Korea Selatan) untuk mengembangkan penggunaan mata uang lokal demi mempermudah transaksi regional.
Untuk transisi energi, para pemimpin ASEAN sepakat membangun ekosistem kendaraan listrik di kawasan pada KTT ke-42.
Mengenai arsitektur kesehatan, kata Retno, isu ini harus diarusutamakan di berbagai pertemuan untuk membangun kemandirian kesehatan kawasan.
“Jadi itu tadi dukungan-dukungan yang diberikan oleh negara-negara mitra untuk menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth,” ungkap Retno.