TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia: Meski Dilarang, AS Tetap Operasikan Lab Biologis di Jakarta

Rumah penelitian ini terletak di Jakarta Pusat.

Ilustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Jakarta, IDN Times - Sebuah laporan yang berasal dari penyelidikan Rusia membeberkan bahwa Amerika Serikat (AS) masih melanjutkan penelitian biologis dan memiliki laboratoriumnya di Indonesia. Rusia juga menuduh AS punya laboratorium berbahaya di Ukraina.

Menurut media Rusia, Sputnik, laboratorium ini berlokasi di Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Lab ini berada di tengah kompleks perumahan lembaga pemerintah Indonesia, yaitu laboratorium NAMRU-2, laboratorium Angkatan Laut AS di mana patogen dan virus berbahaya disimpan dan diteliti.

Baca Juga: Sukses Tangani Pandemik, Taiwan Minta Diterima WHO Jadi Anggota

1. Penelitian diam-diam di Indonesia

Ilustrasi Penelitian Ilmiah. IDN Times/Mardya Shakti

Dilansir dari Sputnik, Senin (30/5/2022), NAMRU yang berbasis di Guam dan di bawah yayasan Rockfeller didirikan pada 1955. Sedangkan, cabangnya di Jakarta dibuka pada 1970 untuk meneliti penyakit menular yang berpotensi ada kepentingan militer di Asia.

Pada 2006, NAMRU-2 yang mempunyai status pusat kolaborasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan beberapa kasus H5N1 di Indonesia.

Indonesia meminta laboratorium untuk membagikan sampel dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS (US Centers for Disease Control atau CDC), yang juga berafiliasi dengan WHO dan secara khusus meminta agar AS tidak mentransfernya kepada organisasi lain.

2. Sampel akhirnya dibocorkan

Ilustrasi kantor CDC di Amerika Serikat (www.pbs.org)

Namun demikian, sesuai beberapa publikasi, CDC memberikannya kepada database urutan di Laboratorium Nasional Los Alamos di AS, yang awalnya didirikan untuk menciptakan senjata nuklir.

Fakta ini membuat marah orang Indonesia dan memicu kekhawatiran bahwa spesimen tersebut digunakan untuk tujuan militer Pentagon dan membuat suasana makin buruk.

Pada 2014, muncul artikel berjudul “Advancing science diplomacy: Indonesia and the US Naval Medical Research Unit” oleh Frank L Smith III, yang mengutip seorang mantan pegawai laboratorium di Jakarta yang menyatakan bahwa dengan membagikan sampel dengan Laboratorium Los Alamos dan Big Pharma, CDC secara fakta “mengacu pada NAMRU-2”.

Baca Juga: China Tuduh AS Operasikan Laboratorium Berbahaya di Ukraina

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya