TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tragedi Kanjuruhan yang Mengulang Insiden Pilu di Peru

Tragedi Peru juga disebabkan oleh gas air mata dari polisi

Sisa kerusakan dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang tadi malam. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Jakarta, IDN Times - Insiden memilukan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022), mengingatkan publik pada tragedi Peru pada 1964 silam. Tragedi tersebut merupakan terparah pertama yang pernah terjadi dalam sepak bola dunia.

Tragedi tersebut terjadi ketika Peru menghadapi Argentina di Estadio Nacional, Lima, 24 Mei 1964. Kericuhan terjadi dengan diawali keputusan wasit Angel Eduardo Pazos yang menganulir gol Peru.

Saat itu, Peru tertinggal 0-1 dari Argentina dan butuh kemenangan buat meraih posisi kedua zona CONMEBOL. Akibat keputusan Pazos, massa merangsek masuk ke stadion dan polisi pun bergerak untuk mengusirnya.

Baca Juga: Kesaksian Memilukan Korban Selamat di Tragedi Kanjuruhan!

1. Polisi juga lepaskan gas air mata

Hampir sama dengan kerusuhan Kanjuruhan, dalam tragedi Estadio Nacional, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah para penonton. Akibatnya, seluruh penonton panik dan langsung berebutan keluar stadion.

Mereka berlomba-lomba keluar dari stadion untuk menghindari gas air mata dan anjing polisi yang juga dilepaskan.

Banyak dari mereka yang terinjak-injak saat ingin keluar dari stadion. Mereka juga sempat mendobrak pagar kawat dan mencoba untuk memanjat dinding stadion.

Di luar stadion, massa mengamuk. Mereka membakar toko, mobil polisi, dan beberapa pabrik kecil. Kerusuhan ini berlangsung selama tiga jam.

2. 328 orang tewas akibat insiden tersebut

Dilansir dari BBC, Senin (3/10/2022), korban tewas dalam kerusuhan Lima menyentuh 328 jiwa. Sedangkan 500 orang dikonfirmasi terluka.

Kala itu, stadion dipenuhi oleh 53 ribu penonton. Tragedi Estadio Nacional ini pun disebut sebagai yang paling mengerikan di dunia.

Kronologi sebenarnya saat itu tak pernah diceritakan. Namun dikutip dari sejumlah media, ada dua penonton yang masuk ke lapangan.

Satu laki-laki berusaha memukul wasit. Lalu, keduanya ditangkap oleh kepolisian dan dilaporkan sempat dianiaya.

Baca Juga: Kesaksian Memilukan Korban Selamat di Tragedi Kanjuruhan!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya