Fasilitas PLTN Ukraina Rusak Dihantam Roket Rusia
IAEA sebut potensi bencana nuklir bisa terjadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tangerang Selatan, IDN Times - Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Ukraina, Energoatom, mengatakan seorang petugasnya terluka akibat serangan dari pasukan Rusia. Sensor pemantau radiasi juga dinyatakan rusak usai serangan di wilayah PLTN Zaporizhzhia, Minggu (7/8/2022) waktu setempat.
Sebelumnya, pabrik itu disebut mengalami rentetan serangan pada hari Jumat (5/8/2022). Namun, pihak Rusia menyalahkan Ukraina atas insiden tersebut.
Baca Juga: Yunani Ekstradisi Terduga Pencuci Uang Asal Rusia ke AS
1. Ukraina tuduh Rusia menyerang fasilitas PLTN di Zaporizhzhia
Melalui pernyataan Energoatom dari Telegram, serangan roket Rusia telah menghantam fasilitas pabrik yakni penyimpanan kering, di mana 174 kontainer berisi bahan bakar nuklir bekas, disimpan dalam kondisi udara terbuka, dikutip dari Reuters.
“Tiga sensor pemantau radiasi di sekitar lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia rusak. Akibatnya, deteksi dan respons yang tepat waktu jika terjadi penurunan situasi radiasi atau kebocoran radiasi dari wadah bahan bakar nuklir bekas belum memungkinkan,” kata Energoatom.
Ia juga menambahkan, terdapat satu pekerja pabrik yang terluka akibat pecahan peluru pasukan Rusia dan telah dibawa ke rumah sakit.
Rusaknya fasilitas penyimpanan itu membuat menabraknya saluran listrik tegangan tinggi, sehingga operator perlu memutuskan reaktor meski tidak ada kebocoran radioaktif yang terdeteksi pada Jumat (5/8/2022).
Maret awal, pabrik Zaporizhzhia direbut oleh pasukan Rusia ketika perang terjadi pada tahap awal. Namun, PLTN tersebut masih dijalankan oleh teknisi Ukraina. Belakangan ini, Kremlin kembali menyalahkan Ukraina atas penembakan yang terjadi pada Sabtu malam.
Kantor berita Interfax dari administrasi Enerhodar (tempat tinggal karyawan PLTN) yang dikuasai oleh Rusia mengatakan, Ukraina telah menyerang menggunakan sistem peluncur roket ganda Uragan 220 mm.
“Semalam formasi bersenjata Ukraina melancarkan serangan menggunakan roket sistem peluncur roket ganda Uragan 220 mm. Bangunan administrasi dan wilayah yang berdekatan dari fasilitas penyimpanan rusak,” kata pernyataan itu.
Atas insiden itu, kedua belah pihak saling menuduh terlibat dalam “terorisme nuklir”. Ini terlihat dari pihak Energoatom Ukraina yang menyalahkan Rusia, lalu disusul pernyataan Kementerian pertahanan Rusia yang menuduh pasukan Kyiv telah menembaki pabrik.
Editor’s picks
Baca Juga: Menlu China dan Rusia Bertemu di Kamboja, Bahas Apa?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.