TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serbia Batalkan Festival LGBT Usai Diancam Ekstremis Pro-Rusia

Acara dikhawatirkan ciptakan kericuhan dari sayap kanan

Ilustrasi bendera LGBT (unsplash.com/Stavrialena Gontzou)

Tangerang Selatan, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Sabtu (27/8/2022), membatalkan izin untuk festival tahunan kelompok LGBT di Beograd. Menurutnya, acara yang dijadwalkan pada 12-18 September itu akan menciptakan ancaman dan bentrokan dari ekstremis pro-Rusia.

Pada 2019, asosiasi penyelenggara European Pride resmi menunjuk ibu kota Serbia menjadi tuan rumah. Namun, adanya ketegangan dengan Kosovo dan masalah ekonomi juga menjadi alasan Vucic untuk membatalkan acara tahunan tersebut.

“Ini adalah pelanggaran hak minoritas, tetapi saat ini negara ditekan oleh berbagai masalah,” ujar Vucic.

Keputusan juga diumumkan ketika dirinya mengusulkan untuk memperpanjang masa jabatan Perdana Menteri Serbia, Ana Brnabic, yang juga dikenal sebagai seorang lesbian.

Baca Juga: Serbia: Kami Beda dari Eropa, Kami Tidak Anti-Rusia

1. Banyak ekstremis yang melecehkan dan menyerang kelompok LGBT 

Ilustrasi parade LGBT (unsplash.com/Mercedes Mehling)

Melansir Associated Press, presiden dari European Pride Organizer, Kristine Garina, mendesak Ana Brnabic menepati janjinya untuk mendukung acara tersebut. Dia juga meminta otoritas harus memberikan keamanan dari pengganggu yang berusaha mengancam pawai.

“Presiden Vucic tidak bisa membatalkan acara orang lain, hak untuk memiliki Pride telah ditetapkan oleh Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa sebagai hak asasi manusia yang mendasar,” ujar Garina.

Sebelumnya, Serbia berjanji untuk melindungi hak-hak LGBT. Namun, pendukung sayap kanan terlihat semakin vokal, yaitu dengan cara melecehkan serta menyerang seseorang berdasarkan identitas gender atau orientasi seksual mereka.

2. Kelompok pro-Rusia kuat di parlemen dan menentang LGBT

Melansir Deutsche Welle, sejak pemilihan umum pada April, beberapa kelompok sayap kanan dan pro-Rusia di Serbia telah memperoleh kekuatannya melalui keanggotaan parlemen. Alhasil, ribuan masyarakat bergabung untuk menentang festival LGBT di Beograd.

“Ini bukan pertanyaan apakah mereka (ekstremis) lebih kuat, tetapi Anda tidak bisa melakukan semuanya pada saat yang sama, dan hanya itu, saya tidak senang tentang itu, tetapi kami tidak bisa mengaturnya," kata Vucic.

Vucic berhasil memperpanjang masa jabatan selama lima tahun usai menang dalam putaran pertama pemilihan presiden. Di parlemen, partai progresifnya juga memenangkan pemilihan umum secara telak.

Presiden mengatakan bahwa Brnabic harus memimpin Kabinet terbaru yang akan dibentuk pada beberapa minggu kedepan.

Brnabic merupakan seorang lesbian yang menjabat sebagai Perdana Menteri Serbia sejak 2017. Meski diklaim mewakili kelompok LGBT, dirinya dikritik oleh para pendukungnya karena dinilai tidak berbuat banyak untuk memperbaiki martabat lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer dalam kehidupan masyarakat Serbia.

Baca Juga: Kelompok LGBT Spanyol Gelar Protes Terhadap Kekerasan LGBT

Verified Writer

Syahreza Zanskie

Feel free to contact me! syahrezajangkie@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya