TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Negara dengan Kasus Kematian COVID-19 Tertinggi, Paling Atas Amerika

Total lebih dari 3 juta orang meninggal gegara virus corona

Ilustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Jakarta, IDN Times- Pandemik COVID-19 masih menjadi momok mengerikan bagi masyarakat dunia. Berdasarkan data Worldometer per Rabu (21/4/2021), virus ini telah membunuh 3.056.379 umat manusia. Akumulasi angka terinfeksi mencapai 143.517.381 kasus. Rata-rata kematian global (mortality rate) tercatat 2,1 persen. 

Adapun angka kesembuhan global mencapai 121.875.407 kasus, yang berarti kasus aktif mencapai 18.585.595 kasus. Dari data tersebut, diketahui bahwa 18.476.186 pasien kondisinya tergolong tidak terlalu parah, sementara 109.409 sisanya dalam kondisi kritis.

Baca Juga: [LINIMASA-6] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

1. Lima besar negara dengan kasus kematian COVID-19 tertinggi

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Secara statistik, berikut lima besar negara dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak:
 
1. Amerika Serikat: 582.412 kasus kematian dan 32.533.906 kasus infeksi.
2. Brasil: 378.530 kasus kematian dan 14.050.885 kasus infeksi
3. Meksiko: 212.466 kasus kematian dan 2.306.910 kasus infeksi
4. India: 182.570 kasus kematian dan 15.609.004 kasus infeksi
5. Inggris Raya: 127.307 kasus kematian dan 4.393.307 kasus infeksi

2. WHO optimistis dunia akan mampu mengendalikan pandemik

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Foto diambil dari media sosial. twitter.com/DrTedros

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dunia dapat mengendalikan pandemik COVID-19 dalam beberapa bulan mendatang. Asumsi itu bisa tercapai dengan syarat pemerataan sumber daya, termasuk vaksin.
 
“Kami memiliki alat untuk mengendalikan pandemik ini dalam hitungan bulan, jika kami menerapkannya secara konsisten dan adil,” kata Tedros melalui jumpa pers rutin setiap pekan pada Senin (19/4/2021), sebagaimana dilansir dari Rappler.

Pada kesempatan yang sama, mantan Menteri Kesehatan Ethiopia ini juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait virus corona yang mulai menjangkit generasi muda berusia 25-29 tahun. Menurut Tedros, hal itu disebabkan oleh mutasi SARS-CoV-2 yang dinilai jauh lebih menular.
 
"Butuh sembilan bulan untuk mencapai satu juta kematian, 4 bulan untuk mencapai 2 juta, dan 3 bulan untuk mencapai 3 juta," demikian Tedros mengungkapkan kekhawatirannya tentang kondisi pandemik terkini.
 
Sementara itu, epidemiolog WHO terkemuka Maria van Kerkhove menjelaskan, lonjakan infeksi COVID-19 di seluruh dunia turut menyerang kelompok usia yang sebelumnya kurang terpengaruh oleh pandemik.
 
"Kami melihat tingkat penularan di semua kelompok umur. Kami melihat sedikit perubahan usia di beberapa negara," katanya.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Vaksinasi COVID-19 di Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya