TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asia Tenggara Rugi Rp86 Triliun gegara Tidak Daur Ulang Plastik

Sampah plastik menjadi sektor bisnis yang belum optimal

Ilustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Jakarta, IDN Times - Studi terbaru yang dilakukan Bank Dunia (World Bank) mengungkap, ternyata negara-negara di Asia Tenggara merugi hingga 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp86,7 triliun gara-gara membuang plastik sekali pakai, tanpa didaur ulang.  

Dilansir dari South China Morning Post, melalui studi yang dirilis pada Selasa (23/3/2021), diketahui bahwa lebih dari 75 persen plastik yang dapat didaur ulang di Malaysia, Thailand, dan Filipina tidak dimanfaatkan.

“(Membuang) peluang bisnus signifikan yang belum dimanfaatkan,” demikian tertulis dalam studi tersebut.

Baca Juga: Pemerintah Didesak Segera Bikin Sektor Industri Jasa Daur Ulang Sampah

1. Thailand memiliki potensi yang menjanjikan dari sektor daur ulang plastik

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Thailand, pemilik sektor petrokimia terbesar di Asia Tenggara, justru menjadi negara yang paling sedikit mendaur ulang sampah plastik, kurang dari 18 persen. Meski begitu, Thailand telah menunjukkan peningkatan minat untuk investasi fasilitas daur ulang.

Menurut Bank Dunia, industri plastik Negeri Gajah Putih menyumbang hampir 37 miliar dollar AS, setara dengan Rp535 triliun, bagi perekonomian pada 2018, atau hampir tujuh persen dari produk domestik bruto.

Baca Juga: [OPINI] Sampah Plastik, Nyawa Petani Singkong dan Kehidupan Laut

2. Daur ulang di Malaysia dan Filipina belum terstruktur

ANTARA FOTO/Reno Esnir

Terkait Malaysia dan Filipina, pemain utama dalam industri pengemasan sebenarnya telah bergerak cepat untuk memilih konten daur ulang pada produk mereka. Namun, sebagian besar pemasok yang mendaur ulang adalah perusahaan kecil dan menengah, yang seringkali tidak memiliki skala besar, sistem manajemen yang baik, atau teknologi untuk memenuhi permintaan.

“Studi ini menunjukkan bahwa ada peluang yang belum dimanfaatkan untuk meraup manfaat lingkungan dan ekonomi dengan intervensi yang jelas dan saling melengkapi dari sektor swasta dan publik,” kata Country Director Bank Dunia untuk Brunei, Malaysia, Filipina dan Thailand, Ndiamé Diop.

Baca Juga: UNDP-Norwegia Gelar Kompetisi Solusi Limbah Plastik di Laut Indonesia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya