COP26: 100 Pemimpin Dunia Sepakat Setop Deforestasi pada 2030
Negara dan swasta janji bantu cegah deforestasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lebih dari 100 pemimpin negara, termasuk Indonesia, berjanji untuk menghentikan deforestasi atau penggundulan hutan pada 2030. Pernyataan yang disampaikan pada Senin (1/11/2021) malam itu didukung dengan pendanaan negara dan swasta senilai 19 miliar dolar AS (sekitar Rp270,8 triliun), demi melindungi dan memulihkan hutan.
Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo, tiga negara yang secara total memiliki 85 persen hutan dunia, mendukung komitmen tersebut. Melalui keterangan yang dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Inggris, atas nama pemimpin dari 100 negara, deklarasi di COP26 itu akan mencakup hutan seluas 20,9 juta kilometer per segi.
"Kita akan punya kesempatan untuk menghentikan sejarah panjang manusia sebagai penakluk alam, dan sebagai gantinya menjadi penjaga alam," kata Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dilansir ANTARA.
Johnson menyebut perjanjian itu sebagai kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Jokowi Tagih Kucuran Dana Negara Maju untuk Tangani Krisis Iklim
1. Para pemimpin dunia sepakat beri peran lebih kepada masyarakat adat
Kemudian, negara bersama swasta juga akan meluncurkan sejumlah inisiatif tambahan untuk 2030 bebas penebangan hutan. Salah satunya adalah janji penyediaan dana senilai 1 miliar dolar AS bagi masyarakat adat, penjaga hutan, dan kegiatan pertanian berkelanjutan.
Menurut para pakar lingkungan, masyarakat adat adalah pelindung terbaik hutan. Masyarakat itu sering kali melawan para penebang hutan dan perampas tanah yang merambah hutan dengan menggunakan kekerasan.
Kesepakatan 2030 merupakan perluasan dari komitmen serupa yang pernah dibuat 40 negara pada Deklarasi Hutan New York 2014. Pada perjanjian itu, 12 negara termasuk Inggris juga berjanji menyediakan dana senilai 8,75 miliar pound (Rp169,4 triliun) untuk perioden 2021-2025.
Editor’s picks
Dana itu akan disalurkan kepada negara-negara berkembang, untuk membantu mereka menjalankan berbagai langkah, termasuk upaya memulihkan lahan rusak serta mengatasi kebakaran hutan.