TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Laporan Intelijen AS: Rusia Invasi Ukraina Sebelum Olimpiade Rampung

Olimpiade Beijing berakhir pada 20 Februari 2022

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, berjanji akan merespons dengan tegas untuk setiap serangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.

“Presiden Biden menjelaskan bahwa tindakan cepat akan diambil AS dengan sekutu dan mitranya,” ungkap penasihat keamanan Gedung Putih, Jake Sullivan, dikutip dari Al Jazeera, Senin (12/2/2022).

Menurut Sullivan, Rusia memiliki kemampuan menginvasi Ukraina kapan saja, sebab Presiden Rusia Vladimir Putin telah menumpuk kekuatan di perbatasan. Laporan terbaru menyatakan Rusia akan menyerang Ukraina sebelum Olimpiade musim dingin Beijing berakhir, atau sebelum 20 Februari 2022.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Memanas, Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp14.350

1. Joe Biden berencana mengunjungi Ukraina

Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Joe Biden melambaikan tangan kepada wartawan sebelum masuk ke pesawat kampanye menjelang perjalanan menuju North Carolina, di Bandara Newscastle di Newcastle, Delaware, Amerika Serikat, Minggu (18/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Tom Brenner)

Sullivan menambahkan, Putin masih mencari ‘alasan’ agar bisa melancarkan serangan ke Ukraina. Kendati, dia juga yakin Putin masih mempertimbangkan resolusi konflik melalui jalur dialog.

Kantor kepresidenan Ukraina menyampaikan, pemimpin Ukraina dan AS telah membahas kemungkinan sanksi ekonomi yang akan dijatuhkan kepada Rusia. Pada saat yang sama, Biden juga menegaskan komitmennya untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina.

Kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Biden berjanji akan segera mengunjungi Kiev.

"Saya yakin bahwa kedatangan Anda di Kyiv dalam beberapa hari mendatang, yang sangat penting untuk menstabilkan situasi, akan menjadi sinyal yang kuat dan berkontribusi pada de-eskalasi," kata kantor kepresidenan mengutip Zelenskyy.

2. Olaf Scholz siap berperan sebagai mediator damai

Kanselir Jerman Olaf Scholz (Twitter.com/Olaf Scholz)

Koresponden Al Jazeera dari Kiev, Natacha Butler, menyampaikan Zelenskyy telah mendesak warganya untuk tenang di tengah situasi yang tidak pasti.

"(Dia) mendesak orang untuk tidak panik, meskipun setiap jam tampaknya ada sesuatu yang memicu kecemasan,” kata Butler.

Selain Biden, Kanselir Jerman Olaf Scholz dikabarkan akan segera mengunjungi Rusia dan Ukraina. Scholz akan menjadi pemimpin Barat kedua yang terjun langsung, demi mengakhiri krisis di Eropa timur, setelah pekan lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Putin dan Zelenskyy.

Kendati, Putin mengaku mempertimbangkan proposal keamanan yang dibawa Macron, tetapi progres dialog tampak belum membuahkan hasil.

“Dia kemungkinan akan mengatakan kepada Zelenskyy bahwa dia membawa semua kekuatan Eropa untuk kedaulatan Ukraina, itu adalah pesan yang telah dia sampaikan berkali-kali sebelumnya. Dia menegaskan betapa pentingnya menghindari perang,” kata Butler.

Baca Juga: Warga Ukraina Turun ke Jalan, Dukung Negara Hadapi Ancaman Rusia

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya