Milisi Anti-Junta Sebut akan Banyak Pertempuran di Kota Besar Myanmar
Ketegangan akan pindah dari desa menuju perkotaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Bentrokan senjata terjadi di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar, antara milisi bersenjata anti-junta dengan aparat militer pada Selasa (22/6/2021). Kejadian itu menyebabkan dua orang dari Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay meninggal dunia.
Dilansir The Straits Times, ketegangan di Mandalay menandakan pasukan anti-junta akan mulai memindahkan pusat perlawanan bersenjata, dari daerah perbatasan dan pedesaan menuju pusat kota. Junta melabeli kelompok perlawanan sebagai teroris, atas tuduhan mendalangi sejumlah serangan dan pemboman di berbagai tempat.
“Pertempuran telah dimulai. Akan ada lebih banyak pertempuran,” kata anggota milisi yang mengaku sebagai Kapten Tun Tauk Naing melalui telepon.
Baca Juga: PBB Serukan Embargo Senjata Global Terhadap Myanmar
1. Junta mengerahkan 20 militer dengan 3 kendaraan lapis baja
Melalui video amatir yang direkam oleh seorang penduduk, suara tembakan senjata berulang kali terdengar. Media lokal Myanmar Now melaporkan, junta mengerahkan sekitar 20 tentara dengan tiga kendaraan lapis baja untuk menghadapi kelompok pemberontak.
Pejabat lain dari kelompok milisi mengatakan kepada portal berita Mizzima bahwa enam anggotanya telah ditangkap dan dua tentara tewas.
Juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar.
Baca Juga: Desa di Myanmar Dibakar hingga 2 Lansia Tewas, Ulah Junta Militer?