Pakistan Serukan Dunia Akhiri Sanksi ke Taliban
Pakistan dituduh sebagai negara sponsor Taliban
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Pakistan menyerukan komunitas internasional mengakhiri pemblokiran atas aset keuangan Afghanistan senilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS). Pakistan juga berharap dunia bisa membedakan persoalan kemanusiaan dan persoalan politik dalam menanggapi situasi terkini di Afghanistan.
Dikutip dari AFP, pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, pada Senin (20/9/2021), menjelang sesi debat di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Qureshi turut mengingatkan krisis ekonomi dan kemanusiaan yang melanda Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pertengahan Agustus lalu.
"Di satu sisi, Anda mengumpulkan dana segar untuk mencegah krisis, dan di sisi lain uang milik mereka tidak bisa mereka gunakan," kata Qureshi, merujuk pada Konferensi Jenewa yang menghasilkan komitmen bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan senilai 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp17,1 triliun).
Baca Juga: Taliban Malu-Malu, Beri Kode ke AS Minta Bantuan Kemanusiaan
1. Pembekuan aset tidak akan membantu krisis kemanusiaan
Qureshi menilai membuka akses keuangan bukan berarti mengakui pemerintahan Taliban. Kekhawatiran komunitas internasional saat ini adalah Taliban menerapkan kembali ajaran Islam yang ketat dan mengekang hak asasi manusia (HAM), terutama pembatasan terhadap peran perempuan di ruang publik.
"Saya pikir membekukan aset tidak membantu situasi. Saya akan sangat mendesak kekuatan yang ada bahwa mereka harus meninjau kembali kebijakan itu dan memikirkan pencairan," kata dia.
"Ini akan menjadi langkah membangun kepercayaan juga dan itu juga bisa mendorong perilaku positif," tambahnya.
Baca Juga: Taliban: Tugas Perempuan Hanya Melahirkan, Bukan Jadi Menteri