Pentagon Siagakan 8.500 Tentara, Rusia: AS hanya Memperkeruh Suasana
Rusia geram dengan tindakan AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Moskow angkat bicara mengenai 8.500 pasukan Amerika Serikat (AS) yang siap bergabung bersama NATO jika sewaktu-waktu Rusia menginvasi Ukraina. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan tindakan Washington hanya memperburuk suasana yang sudah tegang.
"AS meningkatkan ketegangan. Kami menyayangkan tindakan AS ini penuh keprihatinan,” kata Peskov dikutip dari The Moscow Times.
Ribuan pasukan yang disiapkan Pentagon merespons tuduhan AS dan koalisi Barat bahwa Rusia akan menganeksasi Ukraina. Dugaan itu didasarkan pada ribuan pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan Rusia.
Moskow membantah tuduhan AS dan menegaskan bahwa mereka, sebagai negara merdeka dan berdaulat, memiliki wewenang untuk menempatkan pasukannya di mana saja.
Baca Juga: Memanas dengan Ukraina, 20 Kapal Perang Rusia Latihan di Laut Baltik
Baca Juga: Krisis Ukraina, Prancis Ingin Eropa Dialog Sendiri dengan Rusia
1. Pertemuan Ukraina-Rusia dikabarkan akan terjadi dalam waktu dekat
Pada Senin (24/1/2022), Presiden Joe Biden mengadakan konferensi video dengan para pemimpin sekutu dari Eropa dan NATO. Usai pertemuan, Biden mengatakan bahwa mereka dengan suara bulat mendukung segala upaya untuk mencegah invasi Moskow atas Kyiv.
Kantor Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, juga menginformasikan bahwa semua pihak harus bersatu untuk menghadapi permusuhan Rusia yang meningkat. Sementara, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyerukan supaya Rusia melakukan de-eskalasi konflik.
Ada harapan untuk meredakan ketegangan, setelah Prancis mengumumkan bahwa pejabat Rusia dan Ukraina akan bertemu, bersama dengan rekan-rekan Prancis dan Jerman, di Paris pada Rabu.
“(Presiden Emmanuel Macron) berpikir masih ada ruang untuk diplomasi, menuju de-eskalasi,” kata ajudan Macron. Baik ajudan dan juru bicara Kremlin Peskov mengatakan, Macron akan segera berbicara dengan Putin.
Baca Juga: Imbas Ketegangan Geopolitik Rusia-Ukraina, Rupiah Berpotensi Tertekan