TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Profil Jair Bolsonaro, Presiden Brasil Ahli Terjun Payung dan Menyelam

Dia dijuluki Donald Trump dari tropis

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, saat memeriksa barisan pengawal dalam sebuah acara kenegaraan pada September 2020. (Facebook.com/Jair Messias Bolsonaro)

Jakarta, IDN Times - Jair Bolsonaro merupakan politikus dari Partai Sosial Liberal (PSL) yang menjabat sebagai Presiden Brasil ke-38 sejak 1 Januari 2019. Sebelum dipercaya sebagai kepala negara, dia berhasil memenangkan tujuh periode berturut-turut sebagai wakil federal dari Rio de Janeiro.
 
Melalui pemilihan umum (pemilu) Oktober 2018, Bolsonaro berhasil mendulang suara sebanyak 46,03 persen pada putaran pertama, berhasil mengungguli lawannya Fernando Haddad yang berada di peringkat kedua dengan 29,28 persen. Karena perolehan suaranya kurang dari 50 persen, bersama wakilnya Hamilton Mourao mereka harus menjalani putaran kedua. Pada kesempatan itu, Bolsonaro-Muorao berhasil mengamankan suara sebanyak 55,13 persen, sekitar 57.797.847 suara.
 
Bolsonaro dijuluki sebagai “Trump tropis” karena menganut paham konservatif, sekaligus sarat kontroversi. Di masa pandemik COVID-19, Bolsonaro termasuk figur yang meremehkan virus tersebut. Dia menghapus aturan yang mewajibkan penggunaan masker, hingga akhirnya dia dinyatakan terjangkit virus corona. Ketika konferensi pers sekalipun, dia membuka masker dan membahayakan para jurnalis, padahal sudah mengetahui bahwa dia terpapar SARS-CoV-2.
 
Saat seluruh negara berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin corona, Bolsonaro justru menakut-nakuti warganya supaya enggan diinokulasi. Dia menyebarkan berita bohong dengan mengatakan, efek samping dari vaksin adalah mengubah masyarakat menjadi buaya, perempuan bisa tumbuh janggut, dan suara laki-laki berubah menjadi feminim. Narasi itu pada akhirnya menyebabkan suku di pedalaman Amazon ogah divaksinasi.
 
Bagaimana sepak terjang dan profil Bolsonaro? Yuk simak ulasannya di bawah ini sebagaimana dilansir dari laman resmi pemerintahan Brasil dan laman The Famous People.
 

Baca Juga: Efikasi Vaksin Sinovac di Brasil Menurun, BPOM Buka Suara

1. Latar belakang keluarga dan militer

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro berbicara ke media sambil mengenakan masker (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Bolsonaro lahir di Campinas, Sao Paulo pada 21 Maret 1955. Dia lahir dari pasangan Percy Geraldo Bolsonaro dan Olinda Bonturi Bolsonaro, anak ketiga dari enam bersaudara. Ayahnya adalah dokter gigi sekaligus imigran dari Italia yang tiba di Brasil setelah Perang Dunia II.
 
Bolsonaro pernah menikah sebanyak tiga kali, dengan Rogeria Nantes Braga (1978-1997), Ana Cristina Valle (1997-2007), kemudian Michelle de Paula (2007-sekarang). Dari pernikahannya, Bolsonaro dikaruniai lima orang anak. Tiga di antaranya ikut berkiprah di dunia politik, yaitu Flavio yang terpilih sebagai senator di Rio de Janeiro, Carlos terpilih sebagai anggota dewan di Rio de Janeiro, dan Eduardo terpilih sebagai wakil federal di Sao Paulo.
 
Bolsonaro berdinas di militer selama 17 tahun dan mengakhiri masa jabatannya sebagai kapten. Dia lulus dari Akademi Militer Agulhas Negras (AMAN) di Resende pada 1977, kemudian menyelesaikan kursus skydiving dengan Brigade Pratrooper Rio de Janeiro.
 
Selanjutnya, Bolsonaro memperoleh gelar Pendidikan Jasmani dari Sekolah Angkatan Darat Pendidikan Jasmani pada 1983 dan menjadi master terjun payung dari Brigade Penerjun payung di Rio de Janeiro. Ia kemudian belajar di salah satu institusi pendidikan bergengsi Akademi Militer Agulhas Negras (AMAN), menawarkan latar belakang yang kuat dalam ilmu eksakta, dengan kompleksitas yang mirip dengan gelar Teknik.
 
Semasa menempuh gelar sarjana, dia berhasil menempati urutan pertama dari 45 siswa, serta tempat pertama juga dalam kursus penyelam otonom yang ditawarkan oleh Grup Pencarian dan Penyelamatan Departemen Pemadam Kebakaran Rio de Janeiro.
 

2. Kontroversi Bolsonaro di dunia militer

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, sedang berpidato di sebuah pertemuan pada Desember 2020. (Facebook.com/Jair Messias Bolsonaro)

Bolsonaro mencuri perhatian media pada 1986, ketika dia mengeluh kepada majalah Veja mengenai gaji tentara yang rendah serta pemecatan seorang perwira muda. Dia dijatuhi hukuman berupa penahanan karena melanggar aturan militer. Namun, tidak disangka, kontroversi Bolsonaro justru memperoleh simpati dari berbagai elemen militer, aktivis sayap kanan, hingga pensiunan jenderal.
 
Pada saat itu, ia menerima lebih dari 150 telegram solidaritas dari berbagai daerah. Ada pula dukungan dari perwira Institut Teknik Militer (IME) dan perwira wanita dengan unjuk rasa di depan Praia Vermelha, Kompleks Militer di Rio de Janeiro.
 
Gejolak militer terungkap juga oleh Veja, ketika memberitakan operasi bertajuk Dead End Operation, yang bertujuan meledakkan bom di berbagai unit Desa Militer, Akademi Militer Agulhas Negras dan beberapa barak. Operasi itu merupakan bentuk tekanan kepada Menteri Jenderal Angkatan Darat Leônidas Pires Gonçalves, supaya kenaikan gaji militer oleh pemerintah federal tidak melebihi 60 persen.
 
Penulisan rencana tersebut dikaitkan dengan Bolsonaro, yang pada saat itu bersekolah di Officer Improvement School (EsAO). Pada Juni 1988, setelah proses panjang yang mencakup analisis forensik tulisan tangan, Bolsonaro dibebaskan oleh Pengadilan Tinggi Militer (STM) dari semua dakwaan.
 

Baca Juga: Menkes Brasil Sebut Corona Varian Amazon 3 Kali Lebih Menular

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya