TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Protes Warga Afghanistan pada Dunia: Biarkan Kami Makan!

Aset Afghanistan di luar negeri masih dibekukan

Cuplikan suasana di wilayah yang dikuasai Taliban. twitter.com/pagossman

Jakarta, IDN Times - Ratusan demonstran berbaris di jalanan Kabul, Afghanistan menuju kedutaan besar Amerika Serikat (AS) yang ditutup. Mereka mendesak AS untuk menghentikan pembekuan terhadap aset-aset Afghanistan di luar negeri.

Mereka berjalan sembari memegang spanduk bertuliskan, 'biarkan kami makan’ dan ‘berikan uang kami’. Para pengunjuk rasa berbaris dengan pengawalan pasukan keamanan Taliban, dikutip dari Al Jazeera.  

Sebagai informasi, pendanaan internasional dan aset Afghanistan di luar negeri senilai miliaran dolar AS telah ditangguhkan. Aset tersebut sebagian besar berada di AS, yang memberikan sanksi kepada Taliban setelah mengambil alih kekuasaan Afghanistan pada pertengahan Agustus 2021.

Baca Juga: Anak-Anak Afghanistan Hadapi Kekurangan Gizi

1. Warga berbondong-bondong ingin meninggalkan Afghanistan

Pasukan Taliban berpatroli di jalan raya sehari setelah penarikan pasukan AS dari Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/FOC.

Ratusan warga Afghanistan tampak ingin meninggalkan negeri, ketika Taliban mengumumkan akan menerbitkan paspor dan dokumen perjalanan lainnya pada Sabtu (18/12/2021). Banyak dari mereka yang bahkan sudah hadir sejak malam hari, memberanikan diri di tengah suhu nol derajat.

Personel Taliban yang bertugas hendak membubarkan antrean. Mereka tidak ingin kerumunan itu menjadi target serangan ISIS-K atau afiliasi ISIS yang berbasis di Afghanistan.

“Kami tidak ingin ada serangan bunuh diri atau ledakan. Tanggung jawab kami di sini adalah melindungi orang-orang. Tapi, mereka tidak mau bekerja sama,” kata petugas keamanan, Ajmal Toofan.

Mohammed Osman Akbari, lelaki berusia 60 tahun, mengatakan ingin pergi ke Pakistan untuk menjalani pengobatan. Menurut dia, rumah sakit Afghanistan sudah tidak bisa menangani penyakit jantung yang dideritanya.

“Petugas medis menaruh alat di jantung saya. Mereka bilang itu harus diangkat, tapi tidak mungkin di sini,” kata Akbari, dikutip dari AFP.

2. Belum ada perkembangan signifikan di forum Dewan Keamanan PBB

Lambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

China, yang mendapat dukungan Rusia, memblokir resolusi yang diajukan AS di Dewan Keamanan PBB pada Senin (20/12/2021). Resolusi itu berisikan pengecualian bantuan kemanusiaan, yang seharusnya bisa menjangkau masyarakat di tengah kondisi apa pun, sebagai sanksi ekonomi atas Taliban.

“Bantuan kemanusiaan dan bantuan penyelamatan jiwa harus dapat menjangkau rakyat Afghanistan tanpa hambatan apa pun. Kondisi atau batasan apa pun yang dibuat secara artifisial tidak dapat diterima,” kata Duta Besar China untuk PBB, Zhang Jun.

Proposal itu dibuat berdasarkan ketidakinginan AS bekerja sama atau melakukan transaksi dengan tokoh Taliban, yang sebelumnya telah dijatuhi sanksi. Setelah mengalami penolakan dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB, AS mengajukan rancangan baru yang menyatakan bantuan kemanusiaan tidak akan dianggap melanggar sanksi terhadap Afghanistan.

"Kebutuhan akan likuiditas dan stabilisasi sistem perbankan sekarang sangat mendesak, tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa orang-orang Afghanistan, tetapi juga untuk memungkinkan organisasi kemanusiaan untuk merespons,” kata Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths.

Baca Juga: OKI: Tanpa Bantuan Kemanusiaan, Afghanistan Akan Hadapi Kehancuran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya