TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RI-Singapura Dorong Pertemuan Kepala Negara ASEAN Bahas Isu Myanmar

Kepala negara ASEAN harus segera nyatakan sikap

Dok. Kementerian Luar Negeri

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan duka mendalam atas korban nyawa yang terus berjatuhan di Myanmar. Mereka juga mendesak supaya aparat menghentikan pendekatan represif terhadap para demonstran yang menolak kudeta militer.

Pernyataan itu disampaikan oleh kedua menteri usai mengadakan pertemuan langsung di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (25/3/2021).

“Indonesia dan Singapura sangat prihatin dengan kondisi terkini Myanmar, kami sangat prihatin karena banyaknya korban nyawa, serta penggunaan kekerasan oleh aparat,” kata Vivian melalui konferensi pers yang ditayangkan secara virtual.

Baca Juga: RI-Singapura Dorong Pertemuan Informal Menlu ASEAN untuk Bahas Myanmar

1. Mendesak restorasi demokrasi dan memulai dialog

Demonstran memprotes kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Pada kesempatan yang sama, Retno mendesak supaya junta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing, mulai membuka pintu dialog dengan pihak Aung San Suu Kyi yang direbut junta kekuasaannya pada 1 Februari 2021.

“Kami (Indonesia-Singapura) berbagi posisi untuk menyerukan kepada Militer Myanmar agar menghentikan penggunaan kekuatan dan mencegah korban lebih lanjut. Kami mendesak Myanmar untuk memulai dialog untuk mengembalikan demokrasi, perdamaian dan stabilitas ke jalurnya,” papar Retno.

Baca Juga: Myanmar Berdarah: Jokowi Berduka Cita, Desak agar Kekerasan Dihentikan

2. Mendorong pertemuan kepala negara untuk menyatakan sikap

(Dok. Kementerian Luar Negeri)

Menyambung keterangan Retno, Vivian berharap situasi di Myanmar tidak memburuk dengan intervensi pihak asing. Dia juga memastikan bila pendekatan yang digunakan ASEAN tetap menghormati prinsip non-intervensi.

Kemudian, alumni kedokteran Universitas Nasional Singapura (NUS) menekankan pentingnya pertemuan kepala negara setingkat kawasan untuk mempertegas posisi ASEAN di tengah krisis yang telah merenggut ratusan nyawa.

“Kami mendukung pertemuan antar pemimpin kami (ASEAN), untuk mempertegas posisi kami, mempertegas posisi ASEAN terkait Myanmar. ASEAN akan selalu berada pada posisi untuk siap membantu dengan cara apapun,” ujar dia.

Baca Juga: Situasi di Myanmar Kian Genting, KBRI Siapkan Sekolah RI Jadi Shelter

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya