TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Thailand Bantah Kirim 700 Ratus Karung Beras untuk Tentara Myanmar

250 orang lebih meninggal akibat bentrokan dengan aparat

Pendemo memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, Rabu (17/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times - Tentara Thailand membantah telah memasok ratusan karung beras ke unit-unit angkatan bersenjata Myanmar pada Sabtu (20/3/2021). Sekalipun ada distribusi logistik lintas negara, otoritas memastikan aktivitas tersebut sebagai perdagangan normal.
 
Bantuan langsung Thailand kepada militer Myanmar akan menuai kecaman dari para pendukung pemerintah terguling yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Di sisi lain, masyarakat global juga pasti mengkritik tindakan tersebut, sebab sejumlah negara dan organisasi internasional telah menjatuhkan sanksi kepada junta.
 
"Tentara Thailand tidak memasok tentara Myanmar, dan tidak ada kontak dari tentara Myanmar yang meminta bantuan atau meminta bantuan dari kami karena mereka memiliki kehormatan sendiri," kata komandan Pasukan Naresuan, Mayor Jenderal Amnat Srimak, dilansir dari Channel News Asia, Minggu (21/3/2021).

Baca Juga: Ini Alasan Thailand Tak Ingin Kudeta Myanmar Diintervensi Asing

Baca Juga: Demi Perdamaian Myanmar, Paus Fransiskus Siap Berlutut di Jalanan

1. Sebatas perdagangan biasa

Demonstran memprotes kudeta militer di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Kabar pengiriman logistik mencuat setelah seorang pejabat keamanan yang enggan disebutkan namanya mengabarkan, tentara Thailand memasok 700 karung beras kepada junta di perbatasan timur Myanmar.
 
Amnat menambahkan, jika ada transfer logistik lintas teritori, hal itu merupakan bentuk perdagangan antar dua negara.
 
"Jika ada sesuatu (pengiriman), saya kira itu karena perdagangan reguler di penyeberangan perbatasan biasa. Kami tidak akan menghentkan ini jika tindakan itu tidak melanggar hukum dan mengikuti prosedur bea cukai,” terang Amnat.
 
Juru bicara pemerintah Thailand tidak segera memberi tanggapan. Tentara Myanmar juga tidak menjawab panggilan untuk meminta komentar.

2. Terjadi perseteruan antara etnis pemberontak dengan militer perbatasan

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Media lokal Thailand mempublikasikan foto yang terlihat seperti kantong beras dimuat ke dalam truk di perbatasan. Gambar yang dilihat oleh Reuters menunjukkan, beberapa pria berseragam menyeberang ke Thailand sembari memeriksa suhu tubuh.
 
Juru bicara Persatuan Nasional Karen (KNU) juga tidak segera memberi komentar. KNU merupakan kelompok pemberontak etnis minoritas yang telah menyetujui gencatan senjata dengan Myanmar pada 2012.
 
KNU yang memberi dukungan kepada gerakan demokrasi Myanmar dikabarkan memutus pasokan logistik kepada unit-unit junta yang ditugaskan di perbatasan. Mereka menuntut restorasi demokrasi serta mengutuk tindakan represif aparat.
 
Pergerakan antara Thailand-Myanmar sangat dibatasi sejak merebaknya virus corona. Penduduk sekitar mengatakan kepada bahwa penyeberangan yang ditunjukkan dalam gambar itu bukan jalur perdagangan normal.

Baca Juga: Ancaman Hukuman Mati bagi Pasukan Myanmar yang Kabur

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya