TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tingkat Efikasi AstraZaneca Drop, Afrika Selatan Tunda Vaksinasi

Dianggap kurang ampuh lawan COVID-19 varian Afrika Selatan

ilustrasi vaksin rabies. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Afrika Selatan memutuskan menunda program vaksinasi nasional, yang memprioritaskan tenaga kesehatan pada kloter pertama. Kebijakan itu diputuskan setelah mempertimbangkan rendahnya efikasi vaksin Oxford-AstraZaneca terhadap COVID-19 varian Afrika Selatan (501Y.V2).
 
Pada pekan lalu, Afsel telah menerima satu juta dosis AstraZaneca untuk digunakan pada pertengahan Februari. Hasil uji klinis vaksin ini menunjukkan tingkat kemanjuran sekitar 75 persen. Studi lanjutan terkait corona 501Y.V2 menunjukkan nilai efikasinya jatuh hingga 22 persen, terpaut jauh dari standar nilai kerja vaksin yang ditetapkan regulator 50 persen. 
 
“Vaksin AstraZeneca tampaknya efektif melawan strain aslinya, tetapi tidak melawan variannya. Kami telah memutuskan untuk menangguhkan sementara peluncuran vaksin,” kata Menteri Kesehatan Zweli Mkhize dikutip dari AP, Senin (8/2/2021).

Baca Juga: Hasil Uji Coba Novavax Fase IIb di Afrika Selatan Segera Dirilis

1. Afrika Selatan akan kedatangan vaksin Pfizer serta Johnson and Johnson

Proses pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer (Facebook.com/Pfizer)

Berdasarkan data Worldometers, akumulasi angka COVID-19 di Afrika Selatan per Senin (8/2/2021) mencapai 1,4 juta kasus, sebanyak 46 ribu di antaranya berujung kematian. Zweli menyampaikan, hampir 90 persen kematian dan gejala parah disebabkan varian baru virus corona, 501Y.V2, yang diyakini sebagian ilmuwan lebih ganas dan cepat menular.
 
Skema awalnya adalah penyuntikan tenaga kesehatan yang berada di garis depan dimulai pada Senin ini. Pemerintah perlu menginjeksi paling tidak 40 juta warga Afrika Selatan agar mencapai kekebalan imunitas (herd immunity).
 
Supaya tidak terjadi penundaan vaksinasi, pemerintah telah mengumumkan perihal kedatangan vaksin Pfizer serta Johnson and Johnson beberapa minggu mendatang.
 
"Apa artinya program vaksinasi ketika kami katakan akan dimulai pada Februari? Jawabannya adalah tetap kami lanjutkan. Mulai pekan depan selama empat pekan ke depan, kami memperkirakan ada kedatangan vaksin Pfizer dan J&J,” kata Zweli.

2. AstraZaneca berencana tingkatkan kualitas vaksin

Ilustrasi vaksin atau jarum suntik (IDN Times/Arief Rahmat)

Zweli masih mempertimbangkan saran dari pakar kesehatan, tentang bagaimana vaksin yang diperoleh dari Serum Institute of India itu akan digunakan. Di sisi lain, pemerintah harus cepat mengambil keputusan karena tanggal kedaluwarsanya jatuh tempo pada April 2021.
 
Kementerian Kesehatan sedang bernegosiasi dengan Serum Institute of India, apakah vaksin tersebut bisa ditukar dengan vaksin yang telah terbukti efektif melawan virus corona varian Afrika Selatan.  
 
Pengembang vaksin AstraZeneca berencana untuk meningkatkan kualitasnya, agar efektif melawan virus corona varian baru tersebut, yang sekurangnya telah menginfeksi sekitar 100 orang di Inggris.
 
"Kami memiliki versi dengan lonjakan Afrika Selatan yang sedang dikerjakan. Sepertinya kami dapat memiliki versi baru yang siap digunakan pada musim gugur,” kata peneliti utama tim Oxford Sarah Gilbert.
 
“Sudah waktunya menyesuaikan harapan terhadap (efektivitas) vaksin COVID-19,” tambah Shabir Madhi, selaku penyelidik utama AstraZaneca di Afrika Selatan.

Baca Juga: Fauci: Efikasi Vaksin Berkurang Terhadap Corona Varian Afrika Selatan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya