Tiongkok Geram Inggris Permudah Warga Hong Kong dapat Kewarganegaraan
Inggris terbitkan skema visa BNO bagi warga Hong Kong
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Inggris berjanji untuk mendukung warga Hong Kong, sebagai salah satu wilayah bekas koloni, melawan tindakan sewenang-wenang Tiongkok dengan meluncurkan skema visa British National Overseas (BNO).
Dalam skema tersebut, Inggris akan memberikan status BNO kepada sejumlah warga Hong Kong, sehingga mereka diizinkan untuk bermukim di Inggris untuk belajar ataupun bekerja selama lima tahun, kemudian mereka akan memperoleh hak kewarganegaraan.
Dilansir dari Channel News Asia, regulasi Inggris menjelaskan bahwa setiap penduduk Hong Kong yang lahir sebelum 1997 memenuhi syarat untuk memperoleh status BNO. Mulai Minggu, 31 Januari 2021, mereka sudah diizinkan untuk mengajukan permohonan status tersebut.
Sekurangnya ada sekitar tiga juta warga Hong Kong, dengan 2,3 juta tanggungan mereka lainnya, yang memiliki kesempatan untuk memperoleh kewarganegaraan Inggris.
Baca Juga: Penangkapan Massal Aktivis Hong Kong Tuai Kritik
1. Tindakan balasan Inggris atas pemberlakuan UU Keamanan Nasional Tiongkok
Skema visa BNO merupakan respons Inggris terhadap Undang-Undang (UU) Keamanan Nasional yang diberlakukan Tiongkok sejak tahun lalu, sebagai upaya menghancurkan gerakan demokrasi Hong Kong. UU tersebut juga dikecam banyak negara karena dikhawatirkan mengganggu stabilitas Hong Kong sebagai salah satu pusat ekonomi Asia.
Editor’s picks
"Saya bangga bahwa kami telah membawa jalan baru bagi Hong Kong melalui BNO. Kami menghormati ikatan mendalam sejarah dan persahabatan kami dengan orang-orang Hong Kong. Kami telah membela kebebasan dan otonomi, nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Inggris dan Hong Kong," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah pernyataan.
Dalam praktiknya, London memproyeksikan sebanyak 322.400 dari 7,5 juta populasi Hong Kong akan menggunakan visa selama lima tahun, dengan nilai keuntungan ekonomi mencapai 2,9 miliar poundsterling atau sekitar Rp55,6 triliun.
Baca Juga: Ikut Ditangkap di Hong Kong, Pengacara AS Akhirnya Dibebaskan