TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Bantah Tudingan Serang Bendungan di Ukraina

Rusia dan Ukraina saling tuding soal perusakan bendungan

Bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina Selatan (Dok Wikimedia)

Jakarta, IDN Times - Kremlin, Pemerintah Rusia menanggapi adanya tudingan yang menyebut pihaknya sebagai pelaku penyerangan Bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, Ukraina Selatan, yang menyebabkan banjir, Selasa (6/6/2023).

Rusia juga menuding balik, serangan tersebut sebenarnya merupakan sabotase  Kiev. Juru Bicara (Jubir) Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Ukraina melakukan sabotase di Bendungan Kakhovka setelah gagal dalam serangan balik.

Baca Juga: TB Hasanuddin Pertanyakan Usulan Resolusi Prabowo soal Ukraina-Rusia

Baca Juga: Menlu Ukraina: Senjata Kami Cukup untuk Mulai Serang Balik Rusia  

1. Presiden Ukraina sebut Rusia pasang ranjau

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato pada 20 Maret 2022 selama Perang Rusia-Ukraina. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut Rusia harus bertanggung jawab atas peledekan bendungan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kakhovka. Dia menyebut aksi itu sebagai serangan terorisme. Ledakan itu terjadi setelah Rusia memasang ranjau.

Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan, tujuan Rusia meledakkan pembangkit listrik tersebut adalah untuk mencegah pasukan Ukraina menyeberangi sungai Dnipro, untuk menyerang pasukan pendudukan Rusia.

"Malam ini pukul 02.50 waktu setempat, teroris Rusia meledakkan struktur HPP Kakhovskaya (pembangkit listrik tenaga air)," ujar Zelenskyy setelah melakukan pertemuan darurat dengan pejabat senior, mengutip ANTARA.

Baca Juga: Jokowi Tak Tahu soal Proposal Perdamaian Ukraina-Rusia dari Prabowo

2. Ukraina minta bantuan NATO dan PBB

Tank Ukraina berjalan menuju kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Mariupol, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria.

Akibat serangan itu, Zelenskyy menuturkan, serangkaian tindakan internasional dan keamanan telah disepakati untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan teroris tersebut.

"Secara fisik tidak mungkin untuk meledakkannya dari luar--dengan penembakan. Itu pasti dipasang ranjau. Itu diranjau oleh penjajah Rusia dan diledakkan oleh mereka," tuturnya.

Zelenskyy yang menginginkan negaranya bergabung dengan Organisasi Politik Pertahanan Atlantik Utara (NATO), mendesak anggota NATO untuk memastikan tidak akan ada upaya pelemahan di Eropa. Dia juga diminta menunjukkan kepada Rusia bahwa teror bukanlah alat untuk memengaruhi keputusan NATO.

Kementerian Luar Negeri Ukraina menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan sanksi baru terhadap Rusia, khususnya pada industri misil dan sektor nuklirnya.

Komandan pasukan gabungan Angkatan Bersenjata Ukraina, Serhiy Naev, mengatakan penghancuran bendungan tidak menghalangi pergerakan Ukraina di tengah tumpahan air.

Di PLTA tersebut juga terdapat bendungan setinggi 30 meter dan panjang 3,2 kilometer yang dibangun pada era Uni Soviet pada 1956 di Sungai Dnieper. Bendungan itu juga memiliki waduk seluas 18 kilometer kubik.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya