TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS Yakin Vladimir Putin Belum Menyerah untuk Kuasai Wilayah Ukraina

Rusia tetap melangsungkan serangan terhadap Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Moskow mulai melemah akibat pertempuran di Ukraina yang telah memasuki bulan kelima. Namun, pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka mampu untuk mengambil wilayah Ukraina meskipun lambat, dilansir dari BBC pada Kamis (30/06/2022).

Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines, mengatakan bahwa hal itu menandakan perang bisa berlangsung dalam waktu yang panjang.

Baca Juga: Rusia Ancam Akhiri Hubungan dengan Bulgaria Usai 70 Diplomatnya Diusir

1. Putin masih memiliki tujuan yang sama

Asap dan api membubung selama penembakan di dekat Kiev, saat Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich.

Pada Maret, Moskow kembali memfokuskan upayanya untuk merebut wilayah Donbass, setelah gagal merebut ibu kota Kiev dan kota-kota lain. Haines menjelaskan, Putin masih memiliki tujuan yang sama seperti ketika awal memulaiinvasi, yaitu menguasai sebagian besar wilayah Ukraina.

Sebagai informias, Donbass merupakan kawasan industri di mana Putin mengklaim bahwa Ukraina melakukan genosida kepada penutur bahasa Rusia.

Pasukan Rusia telah memperoleh keuntungan di sana, dan baru-baru ini menguasai kota Severodonetsk. Tetapi kemajuannya lambat dan pasukan Ukraina melakukan perlawanan yang kuat.

2. Perang akan berlangsung lama

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Haines mengatakan, invasi Rusia akan berlanjut dalam waktu yang lama dan gambarannya masih sangat suram.

"Kami melihat adanya ketidaksesuaian antara tujuan jangka pendek Putin dengan kapasitas militernya saat ini. Ambisi dan apa yang dapat dicapai oleh militernya tidak berjalan lurus," kata Haines dalam Konferensi Departemen Perdagangan AS.

Ia menambahkan, badan intelijen melihat tiga skenario tentang bagaimana konflik yang bergerak lambat, dengan Rusia membuat keuntungan tanpa terobosan.

Hal ini mungkin bisa menandakan Moskow menjadi lebih bergantung pada 'alat asimetris', untuk menargetkan musuh-musuhnya, termasuk serangan dunia maya, upaya pengendalian sumber daya energi, dan bahkan senjata nuklir.

Baca Juga: Jerman Tolak Sanksi Tebaru Lithuania untuk Rusia, Ini Alasannya!

Writer

Fauzia Assilmy

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya