TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

UNICEF: Anak-Anak di Penjara Suriah Hidup Mengenaskan

Sejumlah anak masih ditahan usai serangan ISIS di penjara

Ilustrasi Penjara (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Anak-anak yang ditahan di penjara Gweiran, di timur laut Suriah, dan menyaksikan pertempuran sengit Amerika Serikat (AS) dengan ISIS hidup dalam kondisi mengerikan. Badan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) mengatakan pada Minggu (6/2/2022) bahwa mereka seharusnya tidak berada di sana.

Badan tersebut menambahkan, mereka siap membantu untuk tempat aman baru demi merawat anak-anak yang paling rentan, beberapa di antaranya berumur 12 tahun. Pernyataannya muncul usai kunjungan salah satu timnya ke penjara tersebut.

Kunjungan itu dilakukan dua hari setelah pemimpin tertinggi ISIS, Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Qurayshi, tewas dalam serangan AS di rumah persembunyiannya di barat laut Suriah. Presiden Joe Biden mengatakan Al-Qurayshi bertanggung jawab atas serangan penjara Suriah, mengutip AP.

1. Sejumlah anak masih ditahan di Gweiran setelah pertempuran 10 hari 

Ilustrasi Borgol (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih dari 3000 narapidana, yang 600 di antaranya merupakan anak-anak, masih ditahan di penjara Hassakeh yang dikenal dengan penjara Gweiran atau Al-Sinaa.

“Meskipun beberapa layanan dasar sekarang ada, situasi anak-anak ini sangat genting,” kata Bo Viktor Nylund, perwakilan UNICEF di Suriah, dalam pernyataannya.

Anak laki-laki sebelumnya ditahan secara terpisah dari orang dewasa, namun ketika ISIS menyerang penjara pada 20 Januari semuanya ditempatkan dalam satu sel yang sama. Beberapa narapidana berhasil melarikan diri, sementara yang lain termasuk anak-anak tetap ditahan.

Baca Juga: 13 Tewas dalam Operasi Militer Besar AS di Barat Laut Suriah

2. Anak-anak seharusnya tidak boleh ditahan 

Anak-anak pengungsi Suriah (twitter.com/UNICEF)

Lebih lanjut, Nylund meminta kepada semua pemangku kepentingan agar segera menemukan solusi jangka panjang demi yang terbaik buat anak-anak.

“Anak-anak tidak boleh ditahan karena berhubungan dengan kelompok bersenjata. Anak-anak yang terkait dan direkrut oleh kelompok bersenjata harus selalu diperlakukan sebagai korban konflik,” ungkap Nylund.

Dilansir Al Jazeera, kelompok hak asasi internasional, termasuk Save the Children dan Human Rights Watch (HRW), sebelumnya mengatakan sekitar 700 anak laki-laki ditahan di penjara sebelum operasi untuk menyingkirkan para penyerang ISIS.

Kebanyakan dari mereka berusia 12 hingga 18 tahun. Anak-anak memiliki banyak kerabat dewasa di dalam penjara dan dipindahkan dari kamp pengungsian terdekat yang menampung ribuan pejuang anak.

Pada hari Jumat, HRW mengatakan ratusan anak laki-laki hilang dari pertempuran di dalam dan sekitar penjara.

Baca Juga: Utusan Rusia dan Pangeran Saudi Bertemu untuk Bahas Suriah

Verified Writer

Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya