Taliban Berkuasa, Wakil Presiden Afghanistan Klaim Masih Pemimpin Sah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh mengatakan bahwa dirinya masih berada di Afghanistan pada Selasa (17/8/2021). Dia juga mengatakan dirinya sebagai presiden sementara yang sah setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu, saat kelompok Taliban merebut Kabul.
"Saya tidak akan tunduk dalam keadaan apa pun kepada teroris Taliban," ujar Saleh dalam salah satu cuitannya di Twitter dilansir ANTARA dari Reuters.
Saleh yang keberadaan persisnya tidak diketahui itu menegaskan, dirinya "tidak akan pernah berkhianat" pada Ahmad Shah Massoud. Pemimpin Aliansi Utara iti dibunuh oleh dua anggota al-Qaeda sebelum serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Baca Juga: Jangan Sembrono, Ini 3 Sikap Ideal RI Merespons Taliban di Afghanistan
1. Saleh menyatakan tidak akan angkat kaki seperti AS
Dalam sederet cuitan pada Selasa, Saleh mengatakan bahwa "sia-sia" berdebat dengan Presiden AS Joe Biden yang telah memutuskan untuk menarik pasukan AS. Saleh pun menuturkan bahwa dia tidak seperti AS dan NATO yang angkat kaki dari Afghanistan.
Ia meminta rakyat untuk membuktikan bahwa Afghanistan "bukan Vietnam dan Taliban bahkan tidak seperti Vietcong".
"Kami tidak kehilangan semangat & melihat peluang besar di depan. Peringatan omong kosong sudah tamat, BERGABUNGLAH DALAM PERLAWANAN."
2. Mullah Baradar dikabarkan pulang kampung ke Afghanistan
Editor’s picks
Di sisi lain, salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar dikabarkan sudah kembali ke Afghanistan pada Selasa, setelah 20 tahun meninggalkan negara itu. Dilansir CNN, Baradar dikabarkan tiba di Kahandar, kota terbesar kedua setelah Kabul.
Hingga kini, Taliban belum mendeklarasikan negara Islam maupun mengumumkan siapa yang akan memimpin. Nama Baradar menjadi kandidat terkuat yang diperkirakan akan memerintah di samping nama Hibatullah Akhundzada.
Baca Juga: Taktik Perang Taliban hingga Menangkan Pertempuran di Afghanistan
3. Kemenangan Taliban yang kilat di luar prediksi
Dalam pertemuan darurat yang dipimpin Ashraf Ghani pekan lalu, Saleh mengatakan bahwa ia bangga pada pasukan bersenjata mereka dan pemerintah akan melakukan segala upaya untuk memperkuat perlawanan terhadap Taliban.
Akan tetapi, Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dalam hitungan hari, bukan dalam tiga bulan seperti yang diprediksikan oleh intelijen AS. Pejuang Taliban mulai memasuki Kabul pada Minggu (15/8/2021), disusul oleh kabar kepergian Presiden Ashraf Ghani dan sejumlah pejabat pemerintah dari negara itu.
Taliban merebut Kabul tanpa perlawanan, setelah pasukan pemerintah yang tak bersemangat itu menyerah meski dilatih bertahun-tahun dan diperlengkapi oleh AS dan negara lain. Hal ini telah membuat Presiden AS Joe Biden dihujani kritik atas keputusannya untuk menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan setelah berperang 20 tahun. Biden sendiri menyalahkan kemenangan Taliban kepada para pemimpin Afghanistan yang kabur dan tentara mereka yang enggan untuk melawan.
Baca Juga: Afghanistan Dikuasai Taliban, Perempuan Menghilang dari Jalanan Kabul