12 Orang Meninggal Akibat Varian Omicron di Inggris

104 orang lainnya dirawat di rumah sakit gegara Omicron

Jakarta, IDN Times - Wakil Perdana Menteri Inggris, Dominic Raab, mengatakan bahwa 12 orang telah meninggal dunia akibat terpapar varian COVID-19 Omicron di negaranya. Raab menambahkan, setidaknya ada 104 orang dirawat di rumah sakit akibat varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan ini. 

Kendati begitu, pemerintah tetap kekeh dengan rencananya untuk tidak memberlakukan pembatasan menjelang Natal dan Tahun Baru.

“Saya tidak bisa memberikan jaminan yang keras dan cepat. Dalam menilai situasi, kami sangat bergantung pada data faktual. Akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk menilai ancaman dari Omicron,” kata Raab, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Salah Kaprah Istilah Inggris, Britania Raya, dan Inggris Raya

1. Sulit untuk menerapkan kembali pembatasan

12 Orang Meninggal Akibat Varian Omicron di InggrisPerdana Menteri Inggris, Boris Johnson, saat mengumumkan kebijakan lockdown nasional ketiga pada 5 Januari 2020. (Facebook.com/Boris Johnson)

Para pejabat Inggris telah memperingatkan, permintaan rawat inap dapat mencapai level tertinggi tertinggi akibat lonjakan infeksi yang terjadi baru-baru ini.

Keputusan apapun untuk mencegah penularan akan menjadi obyek kritik bagi Perdana Menteri Boris Johnson. Sebelumnya, dia telah dikritik karena tahun lalu kedapatan mengikuti pesta bersama staf-stafnya di tengah kebijakan pembatasan yang pertama. 

Di sisi lain, Johnson juga mengalami pemberontakan di Parlemen pekan lalu, ketika anggota parlemen dari partainya sendiri menentang kebijakan pengetatan COVID-19.

Mau tidak mau, Johnson harus bergantung dengan dukungan dari oposisi utama Partai Buruh, jika ingin membuat aturan yang kembali mewajibkan masyarakat untuk memakai masker di tempat umum. 

2. Rekor infeksi COVID-19 terbaru: 92 ribu orang positif

12 Orang Meninggal Akibat Varian Omicron di InggrisIlustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari Worldometer, infeksi pandemik COVID-19 di Inggris mencapai lebih dari 11,3 juta kasus pada Senin (20/12/2021). 

Pada Jumat (17/12/2021), Inggris mencatatkan rekor infeksi harian tertinggi, yaitu 92.288 orang terpapar corona dalam sehari.  

Kendati begitu, para pejabat dan menteri masih menampik apabila lonjakan kasus disebabkan oleh varian Omicron dan menyebabkan gelombang pandemik terbaru. 

3. WHO sebut Omicron telah terdeteksi di 89 negara

12 Orang Meninggal Akibat Varian Omicron di InggrisIlustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

World Health Organization (WHO) melaporkan COVID-19 varian Omicron telah terdeteksi di 89 negara. WHO juga mengabarkan varian Omicon menyebar cepat di di tempat-tempat dengan kekebalan populasi yang tinggi.

Hasil penilaian WHO menunjukkan kasus Omicron berlipat ganda setiap 1,5 sampai tiga hari di negara-negara dengan penularan komunitas, yang berarti transmisi Omicron tidak semata-mata dari luar negeri.

WHO turut memperingatkan Omicron akan segera menyusul Delta sebagai varian dominan di 89 negara tersebut, dikutip dari Euronews.

Sama seperti Inggris, WHO juga belum memiliki data definitif terkait ancaman varian Omicron dan sejauh mana varian ini menurunkan efikasi vaksin. 

Sebaliknya, sejumlah negara di Eropa justru mulai menerapkan kebijakan pembatasan meski diwarnai protes, salah satunya adalah Belanda.

Baca Juga: Belanda Lockdown Lagi, Tak Boleh Ada Keramaian saat Nataru 

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya