Alasan Ashraf Ghani Kabur ke Luar Negeri Usai Taliban Kuasai Kabul

Ghani tidak mau ada darah tumpah di Kabul

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, angkat bicara terkait keputusannya meninggalkan negeri saat Taliban mengambil alih ibu kota Kabul pada pertengahan Agustus 2021.

Menurut Ghani, meninggalkan Afghanistan adalah keputusan tersulit yang pernah dia buat. Namun, dia mengklaim melakukan hal itu demi mencegah kehancuran Kabul.

Ghani juga mengaku, beberapa jam sebelum menaiki helikopter dan pergi ke luar negeri, dia tidak tahu bila itu akan menjadi hari terakhirnya di Afghanistan. Ghani sebenarnya bisa saja mempertahankan negara dengan mengerahkan aparat, tapi dia menghindari hal itu supaya tidak ada pertumpahan darah.

"Dua faksi Taliban yang berbeda mendekat dari dua arah yang berbeda. Kemungkinan konflik besar di antara mereka yang akan menghancurkan kota berpenduduk 5 juta dan membawa malapetaka bagi rakyat sangat mungkin terjadi,” kata Ghani dalam wawancara perdananya sejak kejatuhan Afghanistan kepada BBC.

Baca Juga: JK: Perginya Ashraf Ghani Keputusan Tepat untuk Cegah Perang Saudara

1. Mengaku hidup dan karirnya telah hancur

Alasan Ashraf Ghani Kabur ke Luar Negeri Usai Taliban Kuasai KabulPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. twitter.com/EUinAfghanistan

Ghani bercerita bahwa dia hanya memiliki waktu kurang dari dua menit untuk bersiap-siap terbang ke luar negeri. Dia mengutarakan kekecewaannya karena nilai-nilai demokrasi yang dia bangun runtuh seketika.

"Pekerjaan dan hidup saya telah hancur. Nilai-nilai saya telah diinjak-injak. Dan saya dijadikan kambing hitam,” ujar lelaki berusia 72 tahun itu.

Kendati begitu, dia rela menukar apapun dalam hidupnya demi menyelamatkan Kabul dan masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Taliban hanya butuh waktu beberapa jam untuk menguasai ibu kota dan istana pemerintahan.

Tiga hari setelah kejatuhan Kabul, Ghani terlihat di Uni Emirat Arab, yang menjadi tempat tinggalnya sampai sekarang.

2. Bantah tudingan membawa kabur uang jutaan dolar

Alasan Ashraf Ghani Kabur ke Luar Negeri Usai Taliban Kuasai KabulPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Twitter.com/DrAlakbarov)

Semula, rencana Ghani adalah terbang dari Kabul menuju Khost, provinsi di Afghanistan tenggara. Di daerah tersebut, ada Pasukan Perlindungan Khost yaitu milisi yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).

Namun, rencana itu berubah karena Khost sudah jatuh ke tangan Taliban. Ghani juga membantah tuduhan bahwa dia mencuri jutaan dolar saat melarikan diri.

Dalam wawancaranya, Ghani kembali menyampaikan permintaan maaf. Sebab, dia merasa ungkapan maafnya beberapa bulan lalu tidak diterima oleh rakyat Afghanistan, karena dia melarikan diri ke luar negeri. Tidak sedikit warga yang menuduh Ghani sebagai pengkhianat bangsa.

3. Ghani menyalahkan AS atas kebangkitan Taliban

Alasan Ashraf Ghani Kabur ke Luar Negeri Usai Taliban Kuasai KabulPresiden Afghanistan, Ashraf Ghani. (Instagram.com/ashrafghani.af)

Menariknya adalah Ghani justru menyalahkan AS atas kebangkitan Taliban. Banyak pihak yang terkejut dengan kemampuan Taliban dalam menaklukkan negeri, sebab jauh lebih cepat dari berbagai prediksi intelijen.

Menurut Ghani, akar permasalahannya adalah keputusan AS untuk membebaskan ribuan tahanan Taliban. Keputusan itu diambil tanpa berkonsultasi dengan pemerintah Afghanistan. Konsekuensinya adalah Taliban memperoleh semangat baru untuk melakukan perlawanan.

“Saya yang disalahkan,” kata dia, merujuk pada dampak perundingan AS dengan Taliban yang tidak melibatkan pemerintahannya.

“Itu (seharusnya) menjadi masalah Amerika, bukan masalah Afghanistan. Mereka (AS) mengabaikan kita (pemerintahan Ghani),” ujar dia.

Baca Juga: Biografi Ashraf Ghani: Pemimpin Demokratis Asal Afghanistan

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya