Arab Saudi Imbau Warganya untuk Segera Meninggalkan Lebanon
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kedutaan Besar Arab Saudi di Lebanon mendesak warganya untuk meninggalkan negara itu sesegera mungkin. Seruan juga disampaikan untuk menghindari lokasi bentrokan bersenjata.
Melalui media sosial X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, kedutaan memperingatkan warga Saudi untuk tidak mengunjungi daerah di mana bentrokan bersenjata terjadi. Namun, Saudi tidak merinci daerah mana di Lebanon yang disarankan untuk dihindari warganya, dikutip dari Al Jazeera.
1. Inggris dan Kuwait menyerukan imbauan serupa
Kedutaan juga menekankan pentingnya mematuhi larangan perjalanan Saudi ke Lebanon.
Kuwait juga mengeluarkan peringatan serupa pada Sabtu (5/8/2023) pagi, yang meminta warganya di Lebanon untuk tetap waspada dan menghindari area dengan gangguan keamanan. Hanya saja, Kuwait tidak menyerukan warganya untuk meninggalkan Lebanon.
Pada 1 Agustus, Inggris juga memperbarui saran perjalanannya untuk Lebanon, menyarankan untuk tidak pergi ke negara tersebut kecuali untuk perjalanan penting. Imbauan dikhususkan untuk wilayah selatan Lebanon, yang dekat kamp pengungsi Palestina di Ein el-Hilweh.
Baca Juga: Lebanon Ancam Kerahkan Pasukan Gegara Faksi Palestina Saling Bentrok
2. Penyebab kerusuhan di Lebanon
Editor’s picks
Sejak 29 Juli, sedikitnya 13 orang telah tewas dan lebih dari 60 terluka akibat bentrokan antara faksi Fatah dan kelompok garis keras di kamp tersebut, yang terbesar dari 12 kamp Palestina yang didirikan di Lebanon pada 1948 setelah Israel dibentuk.
Fatah menuduh kelompok bersenjata Jund al-Sham dan al-Shabab al-Muslim menembak mati seorang jenderal militer Fatah, Abu Ashraf al-Armoushi, di kamp tersebut.
Menurut Kepala Fatah di wilayah Sidon, Maher Shabaita, faksi Palestina di kamp tersebut telah membentuk komite investigasi untuk mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan al-Armoushi dan akan menyerahkan mereka ke pengadilan Lebanon untuk diadili.
3. Mediasi tidak bertahan lama
Gencatan senjata antara kelompok Palestina di kamp diumumkan pada 31 Juli di bawah mediasi Lebanon. Namun, bentrokan bersenjata terus terjadi antarfaksi dari waktu ke waktu.
Menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), kamp Ein el-Hilweh menampung 80 ribu hingga 250 ribu pengungsi.
Pada Kamis, Direktur UNRWA di Lebanon Dorothee Klaus mengatakan, 600 orang yang mengungsi dari kamp tersebut tinggal di dua sekolah badan tersebut, di Sidon dan di kamp terdekat lainnya, Mieh Mieh
Baca Juga: Banting Tulang hingga Lansia, Bertahan Hidup di Tengah Krisis Lebanon
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.