AS Siap Bantu Taiwan Memperkuat Sistem Pertahanan Dalam Negeri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Perwakilan tinggi Amerika Serikat (AS) di Taiwan, Sandra Oudkirk, menegaskan komitmen Washington untuk membantu Taiwan mempertahankan diri. Pernyataan itu disampaikan pada Jumat (29/10/2021) kepada awak media, untuk menggambarkan hubungan AS-Taiwan yang kokoh.
"Amerika Serikat memiliki komitmen untuk membantu Taiwan menyediakan pertahanan diri," kata Oudkirk, yang mengepalai Institut Amerika di Taiwan, kedutaan besar AS de facto tanpa adanya hubungan diplomatik formal, dilansir The Straits Times.
1. AS dukung Taiwan, tapi patuhi rezim one-China policy
Sebagai informasi, undang-undang yang berlaku di AS mewajibkan negara tersebut untuk membantu sistem pertahanan Taiwan.
Ketika ditanya apakah AS akan membela Taiwan jika China melakukan invasi, Oudkirk kembali menegaskan bahwa kebijakan Washington terhadap Taipei sudah jelas dan tidak berubah, sama seperti regulasi yang telah berlaku hingga saat ini.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyayangkan sikap komunitas internasional yang mengucilkan Taiwan. Oleh sebab itu, dia berhadap negara-negara mendukung Taiwan untuk menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sikap AS terhadap Taiwan sendiri dikenal sebagai kebijakan yang ambigu. Di satu sisi, AS tunduk terhadap rezim one-China policy, karena tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Di sisi lain, AS juga selalu menyatakan dukungannya kepada Taiwan untuk merdeka.
Baca Juga: Taiwan: Kami Gak Akan Mulai Perang Lawan China, Tapi Kami Siap Perang!
2. Taiwan prediksi China akan melakukan invasi pada 2025
Editor’s picks
Pada Rabu (27/10/2021), China untuk kesekian kalinya mengatakan bahwa Taiwan tidak berhak untuk bergabung dengan PBB.
"PBB adalah organisasi pemerintah internasional yang terdiri dari negara-negara berdaulat, sedangkan Taiwan adalah bagian dari China," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Ma Xiaoguang, pada Rabu (27/10/2021), dilansir dari Al Jazeera.
“Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan PBB,” tambah dia.
Hubungan Taiwan-China semakin mengkhawatirkan. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kepada parlemen bahwa provokasi militer China beberapa pekan terakhir merupakan yang terburuk dalam 40 tahun terakhir. Mereka juga memperkirakan bahwa China akan menginvasi Taiwan pada 2025.
3. Taiwan berusaha untuk menghindari perlombaan senjata dengan China
Terkait dinamika terkini, Taiwan menyatakan bahwa mereka tidak berminat untuk menyaingi kapasitas militer China. Namun, Taiwan berjanji untuk mempertahankan diri dari segala tekanan, salah satunya dengan modernisasi persenjataan dan alutsista.
China telah memulai program modernisasi militer dengan membangun kapal induk baru dan pesawat tempur siluman. Di sisi lain, Taiwan juga meningkatkan anggaran militernya untuk mengembangkan rudal dan kapal selam.
Dalam laporannya kepada parlemen, Kementerian Pertahanan Taiwan menggambarkan situasi di Selat Taiwan dalam kondisi ‘parah dan tidak stabil’.
"Taiwan tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan militer Komunis China dan tidak akan mencari konfrontasi militer, (tapi) berharap untuk hidup berdampingan secara damai di seberang selat," terang Kementerian Pertahanan Taiwan, dilansir dari Reuters.
"Tetapi dalam menghadapi ancaman Komunis China terhadap keamanan nasional kami, kami akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan kedaulatan negara kami dan tidak akan pernah menyerah di bawah tekanan," ujarnya.
Baca Juga: China Sebut Taiwan Tidak Memiliki Hak Bergabung PBB
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.