China Tuduh AS Rekrut Pegawai Kementerian Jadi Mata-Mata

Kasus spionase kedua yang diungkap China ke publik

Jakarta, IDN Times - China menuduh seorang pegawai pemerintah menjadi mata-mata untuk Amerika Serikat (AS). Ini menjadi insiden spionase kedua yang diumumkan Beijing dalam sebulan terakhir.

China menerapkan undang-undang antispionase yang telah direvisi bulan lalu, yang memberi otoritas lebih dari sebelumnya untuk menghukum apa yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Kasus yang diumumkan pada Senin (21/8/2023), yang masih dalam penyelidikan, melibatkan seorang pria berusia 39 tahun bernama Hao yang bekerja untuk kementerian yang tidak disebutkan namanya, demikian laporan Kementerian Keamanan Negara (MSS).

1. China sebut Hao berkenalan dengan agen CIA di Jepang

China Tuduh AS Rekrut Pegawai Kementerian Jadi Mata-Matailustrasi tindakan spionase (pixabay.com/WikiImages)

Hao sedang belajar di Jepang ketika dia berkenalan dengan karyawan Kedutaan AS selama permohonan visa. Hubungan mereka setelah pertemuan itu disebut makin dekat.

Pria itu kemudian memperkenalkan Hao kepada kolega lain, seorang agen Central Intelligence Agency (CIA), yang kemudian membujuk Hao untuk menjadi mata-mata AS saat dia kembali ke China.

Hao menandatangani kontrak dan menerima pelatihan AS, sebelum mendapatkan pekerjaan di pemerintahan sesuai instruksinya, menurut MSS.

“Hao melakukan beberapa kontak rahasia dengan personel CIA di dalam negeri untuk memberikan intelijen dan mengumpulkan dana spionase,” kata MSS, dilansir CNA.

Baca Juga: China Gelar Latihan Militer, Respons Kunjungan Wapres Taiwan ke AS

2. Tuduhan lain dari China

China Tuduh AS Rekrut Pegawai Kementerian Jadi Mata-MataSeorang pria membawa bendera China dari sebuah rumah di seberang Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, Provinsi Sichuan, China, Minggu (26/7/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter)

Pada Agustus, MSS menerbitkan perincian tentang apa yang dikatakannya sebagai kasus spionase CIA, yang melibatkan seorang pria berusia 52 tahun bernama Zeng yang memberikan informasi rahasia demi mendapatkan uang.

Zeng telah dikirim ke Italia untuk belajar, di mana dia berteman dengan seorang agen CIA yang ditempatkan di kedutaan AS di Roma.

MSS menjelaskan, agen tersebut meyakinkan Zeng untuk memberikan informasi sensitif tentang militer China dengan imbalan kompensasi dalam jumlah besar dan bantuan bagi keluarga Zeng untuk pindah ke AS.

3. China telah bentuk gugus tugas untuk melawan spionase

China Tuduh AS Rekrut Pegawai Kementerian Jadi Mata-MataIlustrasi spionase, hacker, mata-mata (pexels.com/Anete Lusina)

Revisi undang-undang antispionase Beijing baru-baru ini telah menakuti banyak bisnis AS yang beroperasi di China, karena hubungan antarnegara terus menurun.

Di bawah undang-undang baru, mereka yang memperoleh dokumen, data, materi, dan barang yang terkait dengan keamanan serta kepentingan nasional secara tidak sah dapat dianggap sebagai mata-mata.

Di sisi lain, Washington juga menuduh Beijing melakukan spionase dan serangan dunia maya, tuduhan yang langsung ditolak China.

Awal bulan ini, China mendorong warganya untuk bergabung ke dalam gugus tugas pekerjaan kontraspionase. China telah membuat saluran bagi individu untuk melaporkan aktivitas mencurigakan, kemudian memberikan penghargaan bagi mereka yang berkontribusi, dikutip The Straits Times.

Baca Juga: Bos Bank Sentral dan Menkeu ASEAN Soroti Melambatnya Ekonomi China

Andi IR Photo Verified Writer Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya