Kehabisan BBM, RS Indonesia di Gaza Beroperasi dalam Kondisi Gelap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza harus beroperasi dalam keadaan gelap karena kehabisan bahan bakar sejak Jumat (10/11/2023).
“Kamis malam itu, kami mendengar dari Ketua Servis Rumah Sakit Indonesia bahwa Jumat mereka akan mengatur aliran listrik di RS Indonesia, hanya beberapa saja ruangan akan dinyalakan, selebihnya akan padam karena untuk menghemat bahan bakar,” kata relawan MER-C di Gaza, Fikri Rofiul Haq, dikutip dari Instagram MER-C pada Sabtu (11/11/2023).
1. Hanya beberapa ruangan yang listriknya beroperasi
Di antara ruangan yang listriknya masih beroperasi adalah tempat operasi, unit perawatan intensif, instalasi gawat darurat (IGD), dan pompa air. Pengurangan pemakain listrik sudah dimulai sejak Jumat pukul 10.00.
“Namun benar-benar terasa mati lampunya dari sejak sore hari sampai malam, dan alhamdulillah malam ini hanya ruangan-ruangan tertentu saja yang diusahakan tetap menyala,” kata Fikri.
Baca Juga: Para Menlu G7 Serukan Jeda Kemanusiaan di Gaza
2. Pakai minyak goreng pengganti BBM
Editor’s picks
Untuk menyiasati keadaan darurat, pihak rumah sakit berusaha menggunakan minyak goreng sebagai pengganti bahan bakar minyak.
“Kami membeli minyak goreng untuk mencoba menyalakan aliran listrik. Saat ini, pihak Rumah Sakit Indonesia sedang mencoba mengganti bahan bakar bbm dengan minyak goreng,” kata Fikri.
Dia menambahkan, “namun percobaan ini tidak untuk dua generator besar yang dimiliki RS Indonesia, tapi pada generator kecil yang beberapa waktu lalu dibeli atau dibawa ke rumah sakit Indonesia.”
3. Lebih dari 11 ribua warga Palestina meninggal dunia
Sampai saat ini, kondisi di Jalur Gaza masih mengerikan. Al Jazeera melaporkan, serangan balasan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 11.078 warga Palestina. Sementara, korban dari pihak Israel, setelah perbaruan data, mencapai sekitar 1.200 jiwa.
Ibrahim Fraihat, dari Doha Institute, mengatakan strategi militer Israel di Gaza adalah untuk mengirimkan pesan bahwa tidak ada seorang pun yang aman di wilayah tersebut.
“Tidak ada penghormatan terhadap hukum internasional atau warga sipil. Atau bahkan bayi yang berada di inkubator,” katanya, merujuk pada Rumah Sakit al-Shifa yang operasinya dihentikan karena kekurangan listrik.
“Jadi pesan yang sangat jelas adalah pengusiran massal, setiap orang harus pergi," tambahnya
Baca Juga: Jokowi Didesak Bicara ke Joe Biden soal Kondisi Gaza
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.