Usai Pesan Kapal Selam, Australia Beli 40 Helikopter AS Harga Rp29 T 

Pembelian dilakukan satu dekade lebih awal dari jadwal

Jakarta, IDN Times - Australia mengonfirmasi pembelian 40 helikopter UH-60M Black Hawk buatan Amerika Serikat (AS) senilai 2,8 miliar dollar Australia (setara Rp29,7 triliun) pada Rabu (18/1/2022). Hal ini sebagai tindak lanjut dari perjanjian pembelian pada Agustus lalu.

Pembelian ini dilakukan satu dekade lebih awal dari yang telah dijadwalkan. Nantinya, helikopter ini akan menggantikan armada helikopter MRH-90 Taipan buatan Prancis yang saat ini digunakan.

Mengutip laporan Reuters, langkah ini dilakukan di tengah manuver China di Indo-Pasifik, yang meningkatkan ketegangan di kawasan. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Canberra juga telah meningkatkan belanja pertahanannya.

1. Black Hawk diklaim dapat penuhi kebutuhan strategis negara

Kepala tentara untuk kemampuan darat, Mayor Jenderal Jeremy King, mengklaim helikopter buatan AS dapat memenuhi kebutuhan strategis negara dan memperkuat postur pertahanan. 

"Kemampuan Black Hawk akan menjadi elemen penting bagi kami untuk melindungi kedaulatan Australia, dan memberikan objek kebijakan luar negeri, termasuk memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana," katanya, dikutip dari ABC News. 

Dia juga mengatakan, helikopter yang dikembangkan perusahaan Lockheed Martin ini memiliki sistem yang lebih andal. Nantinya helikopter ini akan beroperasi di Oakey, kota di negara bagian Queensland, dan Holsworthy di negara bagian New South Wales.  

"Black Hawk adalah platform yang andal, terbukti, dan matang yang didukung oleh rantai pasokan global yang kuat," katanya. 

"Akuisisi ini berarti kita dapat terus mempertahankan Australia dan menanggapi pada saat dibutuhkan dengan cara yang aman dan efektif untuk tahun-tahun mendatang," sambungnya. 

Baca Juga: TikTok Kena Denda Rp82,3 M dari Prancis atas Kesalahan Jejak Privasi

2. Gantikan Helikopter MRH-90 buatan Prancis

Usai Pesan Kapal Selam, Australia Beli 40 Helikopter AS Harga Rp29 T ilustrasi helikopter (unsplash.com/Isaac Benhessed)

Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan bahwa MRH-90 Taipan yang saat ini militer tidak bisa mendapat jam terbang yang dibutuhkan.

Selain itu, biaya pemeliharaannya mahal dan suku cadang sulit didapatkan. Dengan armada barunya ini, Marles percaya diri bahwa jam terbang yang dibutuhkan dapat tercapai. 

"Kami telah berjuang dengan (helikopter) Taipan selama bertahun-tahun, dalam hal masalah perawatan, mendapatkan suku cadang," ungkapnya. 

"Kami yakin bisa mendapatkannya dari Black Hawks. Ini adalah platform yang kami kenal, kami telah beroperasi dalam konteks yang berbeda sebelumnya," sambungnya. 

3. Marles klaim pembelian tidak akan merusak hubungan dengan Prancis

Usai Pesan Kapal Selam, Australia Beli 40 Helikopter AS Harga Rp29 T Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles (twitter.com/RichardMarlesMP)

Kesepakatan pembelian helikopter Black Hawk dilakukan di tengah hubungan antara Paris dan Canberra yang mulai membaik setelah konflik kapal selam pada 2021.

Pada saat itu, pemerintahan konservatif Australia membuat langkah mengejutkan dengan membatalkan perjanjian pengadaan kapal selam dari Prancis, dan menggantinya dengan buatan AS dan Inggris. Hal tersebut memicu perselisihan diplomatik kedua negara. 

Dikutip dari Aljazeera, Marles mengatakan dirinya telah beberapa kali berbicara dengan Prancis. Dia yakin kesepakatan tersebut tidak akan mengganggu hubungan baru kedua negara yang mulai membaik. 

"Hal terpenting di sini adalah berurusan dengan Prancis dengan cara yang jujur," katanya.

Baca Juga: Mengenal Beasiswa Australia Award untuk Kuliah S2 di Australia

Angga Kurnia Saputra Photo Verified Writer Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya