China: PBB Harus Aktif dalam Investigasi Ledakan Pipa Nord Stream

Rusia tidak mempercayai investigasi Denmark hingga Jerman

Jakarta, IDN Times - Diplomat China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Zhang Jun, mendorong PBB agar memainkan peran aktif dalam penyelidikan ledakan yang menargetkan pipa Nord Stream dan Nord Stream 2. Hal ini disampaikan oleh Zhang pada rapat Dewan Keamanan PBB, Selasa (21/02/2023).

China tampaknya ingin mendukung Rusia yang dituduh sebagai dalang ledakan Nord Stream dan Nord Stream 2. Rusia menginginkan penyelidikan independen terhadap ledakan pipa gas tersebut dan menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai dalang sebenarnya. 

1. Deklarasi sepihak AS tidak cukup untuk buktikan Rusia bersalah

China: PBB Harus Aktif dalam Investigasi Ledakan Pipa Nord StreamUtusan China untuk PBB Zhang Jun (twitter.com/Chinamission2un)

Diplomat Zhang mengatakan, PBB bisa memainkan peran aktif dalam melakukan investigasi internasional.

"Sebagai organisasi internasional yang paling otoritatif dan representatif, PBB dapat memainkan peran aktif dalam melakukan penyelidikan internasional dan memastikan keamanan infrastruktur lintas batas," kata Zhang. 

"China menyambut baik rancangan resolusi yang diajukan oleh Rusia di Dewan Keamanan PBB, dan percaya bahwa sangat penting untuk mengungkapkan penyelidikan internasional atas sabotase pipa Nord Stream," lanjutnya, dilansir TASS News Agency

Zhang menambahkan, penyelidikan atas masalah tersebut harus objektif, tidak memihak, dan profesional.

Deklarasi AS tentang ketidakterlibatan Rusia dalam sabotase jalur pipa Nord Stream dan Nord Stream 2 tidaklah cukup, kata Zhang. Rusia sendiri menjadi negara yang paling disudutkan atas indisen September 2022 itu. 

Baca Juga: Rusia Desak Negara Anggota PBB Menolak Resolusi soal Perang Ukraina

2. Rusia tidak mempercayai investigasi Denmark, Swedia, dan Jerman

China: PBB Harus Aktif dalam Investigasi Ledakan Pipa Nord Streambendera negara Rusia(freepik.com/jannoon028)

Sebelumnya, Denmark, Swedia, dan Jerman menuduh Rusia sebagai dalang sabotase Nord Stream setelah dilakukannya investigasi.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow tidak percaya dalam penyelidikan terpisah yang dilakukan oleh tiga negara tersebut. 

Vassily mengatakan bahwa Rusia sepenuhnya mempercayai Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk membentuk penyelidikan internasional independen terhadap ledakan tersebut. 

Di sisi lain, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan negara lainnya mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki serangan pipa tersebut.

“Pertemuan hari ini adalah upaya terang-terangan untuk mengalihkan perhatian dari hal ini,” kata utusan AS John Kelley.

“Saat dunia bersatu minggu ini untuk menyerukan perdamaian yang adil dan aman di Ukraina sesuai dengan Piagam PBB, Rusia sangat ingin mengubah topik pembicaraan," tambah Kalley, dilansir South China Morning Post.

3. China menuduh pernyataan negara-negara lainnya palsu dan fiksi

China: PBB Harus Aktif dalam Investigasi Ledakan Pipa Nord Streambendera China (pixabay.com/SW1994)

Dengan berani, Zhang mengatakan tuduhan yang dilayangkan Rusia merupakan fiksi.

"Baru-baru ini, kami menemukan banyak detail dan informasi relevan terkait insiden Nord Stream, yang mengkhawatirkan. Dihadapkan dengan materi yang begitu rinci dan bukti yang komprehensif, pernyataan sederhana benar-benar palsu dan fiksi lengkap jelas tidak cukup untuk menjawab banyak pertanyaan dan kekhawatiran yang muncul di seluruh dunia," tambah Zhang. 

“Kami mengharapkan penjelasan yang meyakinkan dari pihak terkait. Permintaan seperti itu sepenuhnya sah dan masuk akal,” tambahnya, dilansir China Daily.

Pada 8 Februari 2023, jurnalis investigasi AS Seymour Hersh menerbitkan sebuah artikel, yang mengatakan bahwa penyelam Angkatan Laut AS telah menanam alat peledak di bawah pipa gas Nord Stream 1 dan 2 di bawah kedok latihan BALTOPS pada Juni 2022 lalu.

Ada pula eksekutor yang dikabarkan merupakan orang Norwegia telah mengaktifkan bom tiga bulan kemudian. Menurut Seymour, keputusan untuk melakukan operasi tersebut dibuat oleh Presiden AS Joe Biden secara pribadi, setelah sembilan bulan berdiskusi dengan spesialis keamanan Gedung Putih.

AS mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan akun Seymour Hers merupakan akun palsu. 

Baca Juga: China Anggap Konflik Rusia-Ukraina Lepas Kendali  

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya