Joe Biden Sebut Ekonomi China sebagai Bom Waktu

Melambatnya ekonomi China bisa berdampak pada dunia

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan bahwa masalah ekonomi dan demografi China bisa menjadi bom waktu bagi dunia. Biden mengkhawatirkan ancaman efek domino atas perekonomian China yang melambat.

Pada Jumat (11/8/2023), Biden menyoroti pertumbuhan ekonomi yang melambat, karena populasi usia pensiun lebih banyak daripada usia produktif.

1. Joe Biden sindir perekonomian China saat ini

Joe Biden Sebut Ekonomi China sebagai Bom WaktuPresiden AS Joe Biden saat mendapatkan vaksin booster kedua (twitter.com/POTUS)

Tanpa menjelaskan secara detail, Biden mengatakan bahwa China terancam memiliki masa depan yang buruk. 

“Mereka punya beberapa masalah. Itu tidak baik, karena ketika orang jahat punya masalah, mereka melakukan hal buruk,” kata Biden, dilansir The Guardian.

Biden mengaku tidak ingin menyakiti China. Dia juga menginginkan hubungan yang rasional dengan negara tersebut.

Ungkapan Biden mengingatkan pada komentar yang dia buat pada penggalangan dana pada Juni, ketika dia menyebut Presiden Xi Jinping sebagai diktator.

China sendiri menyebut pernyataan itu sebagai provokasi politik. Komentar itu muncul tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyelesaikan kunjungan ke China, yang bertujuan untuk menstabilkan hubungan diplomasi.

Baca Juga: China Tuduh AS Rekrut Warganya untuk Jadi Mata-mata

2. China alami deflasi akibat perekonomian yang melambat

China jatuh ke dalam deflasi karena harga barang turun secara tidak terduga. Hal tersebut tak lepas dari perekonomian China yang melambat.

Di sisi lain, AS sebagai negara ekonomi terbesar di dunia telah berjuang melawan inflasi yang tinggi dan membangun pasar tenaga kerja yang kuat.

Joe Biden baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang melarang investor AS menaruh uangnya di perusahaan teknologi China. 

China mengungkapkan keprihatinanya atas perintah eksekutif tersebut. Beberapa forum bisnis di AS juga menyayangkan tindakan Biden yang bisa berdampak pada industri teknologi.

3. Pengangguran anak muda di China sebesar 46,6 persen

Tingkat pengangguran kaum muda sangat tinggi di China. Tenaga kerja baru berjuang dengan pasar kerja yang sangat kompetitif, terutama sejak pandemik COVID-19. 

Pada Juni 2023, tingkat pengangguran warga China yang berusia 16-24 tahun mencapai rekor tertinggi 21,3 persen, menurut Biro Statistik Nasional (NBS) China. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pengangguran sebesar 4,1 persen untuk mereka yang berusia 25-59 tahun.

Statistik resmi tidak memberikan gambaran yang bagus, tetapi kenyataan di lapangan mungkin lebih buruk, kata ekonom Universitas Peking, Zhang Dandan.

Hal itu disebabkan China menghitung tingkat penganggurannya dengan memasukkan hanya orang yang aktif mencari pekerjaan. Zhang sendiri yakin tingkat pengangguran yang sebenarnya bisa setinggi 46,5 persen, dilansir Fortune.

Baca Juga: Warga China Korban Banjir Bandang Ngeluh: Pemerintah Hilang!

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya