Akibat Masalah Manipur, PM India Narendra Modi Disamakan dengan Ravana

PM Modi dianggap tidak serius menangani masalah Manipur

Jakarta, IDN Times - Partai-partai oposisi di India telah keluar dari rapat parlemen pada Kamis (10/8/2023) sebagai protes atas penolakan perdana menteri, Narendra Modi, untuk mengatasi kekerasan etnis di negara bagian Manipur. Konflik di Manipur sendiri digambarkan sebagai perang saudara.

Oposisi telah mengajukan mosi tidak percaya pada Modi dan memaksanya tampil dan berbicara tentang krisis selama tiga bulan di Manipur. Pidato dan tanggapan Modi sendiri dianggap tidak memuaskan para anggota perlemen dari tim oposisi. 

1. PM Modi tidak menyebut konflik etnis yang dipicu oleh partainya

Akibat Masalah Manipur, PM India Narendra Modi Disamakan dengan RavanaPerdana Menteri India Narendra Modi (twitter.com/narendramodi)

Perdana Menteri Narendra Modi berjanji akan memulihkan situasi di Manipur. “Pemerintah pusat dan negara bagian bekerja menuju perdamaian. Saya meyakinkan orang Manipur bahwa perdamaian akan segera dipulihkan,” kata PM Modi, dilansir The Guardian.

“Negara ini bersamamu. Kami akan duduk bersama dan menemukan solusi terkait tantangan saat ini untuk memulihkan perdamaian dan menempatkan Manipur di jalur pembangunan," tambah Modi. 

Sekitar satu jam setelah pidato Modi, anggota parlemen oposisi mulai memprotes bahwa dia belum menyebutkan kekerasan etnis di Manipur yang diperintah oleh partainya. Oposisi meneriakkan slogan "Manipur, Manipur, Manipur".  Modi mengabaikan slogan tersebut dan malah melanjutkan serangannya terhadap oposisi, khususnya partai yang dipimpin oleh Rahul Gandhi.

Baca Juga: Mahkamah Agung India Bebaskan Politikus Penista PM Modi dari Penjara

2. Mosi tidak percaya berhasil digagalkan koalisi pemerintah

Setelah para anggota dari partai oposisi keluar, Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata dan sekutunya dengan mudah mengalahkan mosi tidak percaya. Koalisi Modi sendiri sudah menguasai lebih dari 360 kursi di Lok Sabha yang beranggotakan 545 orang. 

Kelompok oposisi berpendapat bahwa mosi tidak percaya itu dimaksudkan untuk memaksa Modi menangani kekerasan Manipur di hadapan parlemen. Konflik di Manipur sendiri mengalami kebuntuan selama berminggu-minggu. 

"Kami berhasil mengakhiri kebisuan Modi dan membuatnya berbicara di parlemen," kata Gaurav Gogoi, seorang anggota parlemen dari Partai Kongres. 

“Modi melarikan diri dari tanggung jawabnya untuk memberikan keadilan kepada rakyat Manipur,” tambahnya. “Dia harus mengunjungi negara bagian itu," tambah Gogoi, dilansir ABC News.

3. Modi disamakan dengan Ravana, penjahat epik dalam cerita Ramayana

Manipur telah dilanda bentrokan sengit antara komunitas Meitei dan Kuki dalam beberapa bulan terakhir. Lebih dari 180 orang telah tewas, ratusan lainnya luka-luka dan ribuan lainnya tinggal di kamp-kamp sejak kekerasan meletus pada Mei 2023.

Bulan lalu, setelah muncul sebuah video yang menunjukkan penyerangan terhadap dua wanita yang diarak telanjang dan diraba-raba di Manipur. Modi mengutuk insiden tersebut tetapi menahan diri untuk tidak menangani konflik secara serius.

Di sisi lain, ketua kelompok oposisi Rahul Gandhi menuduh PM memecah belah orang India. Rahul juga memanggil Modi dengan sebutan "Ravana" yang merupakan penjahat utama dari epik Hindu Ramayana.

“Kamu telah memecah belah Manipur, kamu telah memecahnya. Kamu telah menaburkan minyak tanah di seluruh negeri. Kamy menaburkan minyak tanah di Manipur dan kemudian menyalakan percikannya, ”kata Rahul, dilansir The Guardian.

Baca Juga: Pengadilan India Perintahkan Setop Penghancuran Gubuk Ilegal Muslim

Anoraga Ilafi Photo Verified Writer Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya