AS Lobi Pengadilan Internasional Tak Rilis Surat Penangkapan Netanyahu

Jakarta, IDN Times - Sejumlah media Israel melaporkan bahwa Amerika Serikat (AS) saat ini sedang melobi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk tidak mengeluarkan surat penangkapan atas Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan sejumlah menteri Israel lainnya terkait serangan Israel di Jalur Gaza.
Beberapa pengamat dan analis Israel juga mengungkapkan, saat ini Netanyahu diperkirakan berada di bawah tekanan yang tidak biasa atas kabar bahwa ICC bakal mengeluarkan surat perintah penangkapan atas dirinya.
“Jaksa ICC bisa saja akan mengeluarkan perintah penangkapan Netanyahu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dan Kepala Staf militer Israel Herzi Halevi pekan ini,” kata analis media Haaretz, Amos Harel, dikutip dari Times of Israel, Senin (29/4/2024).
AS sendiri tidak termasuk di antara 124 negara yang meneken Statuta Roma tentang ICC. AS sudah pasti akan menjadi garda terdepan untuk memblokir upaya perintah penangkapan Netanyahu.
1. Netanyahu dikabarkan stres soal perintah penangkapan ICC
Sementara itu, Netanyahu dikabarkan ketakutan dan sangat stres dengan kemungkinan surat perintah penangkapan dari ICC di Den Haag, Belanda.
Sumber yang dekat dengan surat kabar tersebut percaya, surat perintah penangkapan hanya tinggal menunggu waktu saja. Surat kabar tersebut juga melaporkan, Menteri Pertahanan Yoav Galant dan Kepala Staf Mayor Jenderal Herzi Halevi juga dapat diberikan surat perintah.
2. Netanyahu ngotot aksi Israel adalah membela diri dari Hamas
Pada 26 April, Netanyahu sempat mencuit soal Israel yang tidak akan menyerah dengan tekanan dari ICC. Dia bersikeras bahwa apa yang dilakukan Tel Aviv merupakan hak membela diri, atas serangan 7 Oktober 2023 yang diluncurkan oleh Hamas terlebih dahulu.
“Di bawah kepemimpinan saya, Israel tidak akan pernah menerima upaya apa pun yang dilakukan Pengadilan Kriminal Den Haag untuk melemahkan hak dasar mereka untuk membela diri. Ancaman terhadap tentara IDF dan tokoh masyarakat Israel, satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah dan satu-satunya negara Yahudi di dunia, sangatlah memalukan,” cuit Netanyahu.
“Kami tidak akan menyerah,” tambah dia.
3. Mengaku tidak takut dengan ancaman surat penangkapan ICC
Bukan hanya ICC yang menekan Israel. Negara Barat juga mendesak Israel untuk menghentikan invasi militernya di Gaza, kemudian mendesak bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar masuk ke wilayah tersebut.
Namun, Netanyahu menolak tunduk pada tekanan tersebut, bahkan setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi soal gencatan senjata di Gaza.
“Israel akan terus melanjutkan perang kita yang adil melawan teroris keji, yang berusaha menghancurkan kita, sampai kita menang. Kami tidak akan pernah berhenti membela diri,” tegas dia.