Membaca Langkah Putin di Ukraina pada Hari Kemenangan 2022

Publik nantikan pidato Putin pada Victory Day

Jakarta, IDN Times - Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, momentum Victory Day yang dirayakan oleh masyarakat Rusia setiap 9 Mei berpotensi digunakan oleh Putin untuk mengumumkan eskalasi aksi militer dalam melawan Ukraina.

Victory Day dikenal sebagai hari libur nasional yang merayakan kemenangan Uni Soviet terhadap Nazi Jerman dalam Perang Dunia II 77 tahun yang lalu. Umumnya, Victory Day dirayakan dengan parade militer yang dilakukan di Lapangan Merah Moskow. Setiap tahunnya, Putin akan memberikan pidato dalam perayaan tersebut.

Mengingat tradisi perayaan Victory Day, berbagai pihak berspekulasi bahwa Putin akan memanfaatkan momentum ini untuk mengumumkan eskalasi militer, tulis NBC News. Walaupun belum ada kepastian tindakan apa yang akan diumumkan pada perayaan nasional tersebut, namun terdapat beberapa opsi yang mungkin diambil oleh Putin.

Baca Juga: Hari Kemenangan Rusia, Putin: Operasi Militer ke Ukraina Diperlukan

1. Akankah Putin deklarasikan perang?

Membaca Langkah Putin di Ukraina pada Hari Kemenangan 2022Pexels.com/Katie Godowski

Sejak invansi Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari lalu, Putin belum mendeklarasikan aktivitas tersebut sebagai "perang". Walaupun invansi tersebut sudah melibatkan serangan dari darat, udara, maupun laut, Putin tetap mengatakan bahwa invasi terhadap Ukraina merupakan "operasi militer khusus". Beberapa pengamat percaya bahwa Putin akan mengubah status tersebut menjadi "perang" pada pidatonya di Victory Day nanti.

Mendeklarasikan perang terhadap Ukraina memungkinkan Putin untuk menambah jumlah tentara dan melakukan mobilisasi massal laki laki usia tempur untuk ikut terjun melawan Ukraina. Namun, di sisi lain, bila Putin mengambil pilihan ini, terdapat potensi munculnya konflik pada rezimnya.

"Mobilisasi penuh sangatlah berisiko dari segi politik dan menempatkan Putin pada posisi yang dapat membahayakan stabilitas rezimnya. Hanya karena masyakarat Rusia mungkin mendukung terjadinya perang, bukan berarti mereka ingin bertempur dan mati dalam perang tersebut," ucap Nataliya Bugayova, peneliti Institute for the Study of War di Washington.

Baca Juga: Rayakan Hari Kemenangan, Rusia Tak Berencana Akhiri Invasi di Ukraina 

2. Berniat deklarasikan kemenangan terhadap Ukraina

Membaca Langkah Putin di Ukraina pada Hari Kemenangan 2022Pexels.com/Plato Terentev

Pada Senin (9/5/2022) ini, tentara Rusia menggencarkan serangan mereka ke Mariupol, kota pelabuan penting di Ukraina. President Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa serangan ini diduga memburuk dalam rangka merayakan Victory Day, agar Putin dapat mengumumkan kemenangan atas Ukraina pada pidatonya di Lapangan Merah nanti.

Walaupun upaya mempertahankan kota Mariupol tidak berjalan begitu baik, Ukraina menolak untuk menyerah terhadap serangan tersebut. "Bagi kami, menyerah tidak dapat diterima karena kami tidak dapat memberikan hadiah seperti itu kepada musuh," ucap Illya Samoilenko, Letnan militer Ukraina, dilansir Associated Press.

Baca Juga: Vladimir Putin: Runtuhnya Uni Soviet adalah Kehancuran Rusia

3. Mengumumkan mobilisasi massal parsial

Membaca Langkah Putin di Ukraina pada Hari Kemenangan 2022Pexels.com/Carmen Attal

Bila tidak mengumumkan perang ataupun rekonsiliasi, Putin diperkirakan akan memanggil lebih banyak tentara untuk melancarkan operasi militer di Donbas. Pilihan ini diduga lebih baik bagi Kremlin maupun masyarakat Rusia.

Di sisi lain, melakukan mobilisasi massal parsial memberikan waktu untuk mengembalikan kekuatan Rusia di medan perang, dilansir BBC.

Aviliani Vini Photo Verified Writer Aviliani Vini

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya