Banjir dan Tanah Longsor di Vietnam Menelan 27 Korban Jiwa

Banjir menghambat akses ke banyak jalan provinsi Nghe An, 300 km (186 mil) selatan Hanoi, menurut media pemerintah.

Banjir dan tanah longsor tersebut juga telah merusak dan menenggelamkan lebih dari 12.000 rumah, lebih dari 90 ribu hektar (222.395 hektar) tumbuhan, banyak padi, dan memotong jalur lalu lintas bagian Vietnam utara.

Menurut Badan Penanganan Bencana pemerintah setempat, provinsi pegunungan terpencil di Yen Bai telah menderita korban terberat dalam banjir dan tanah longsor terakhir, dengan 13 orang dilaporkan tewas, 18 terluka dan 4 orang hilang.

Bulan lalu, hujan lebat yang memicu banjir bandang dan tanah longsor menewaskan 24 orang di provinsi terpencil dan pegunungan di utara Lai Chau dan Ha Giang.

Badan Penanganan Bencana setempat mendesak pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada terhadap lebih banyak banjir dan tanah longsor selama beberapa hari mendatang.

Pasalnya, Pusat Peramalan Hidro-Meteorologi Vietnam memprediksikan hujan lebat akan berlanjut di bagian utara Vietnam sampai awal Agustus nanti.

Memiliki tepian pantai yang panjang, Vietnam menjadi rentan terhadap badai dan banjir besar. Berdasarkan statistik pemerintah Vietnam, 389 orang tewas tahun lalu dalam bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Kantor berita Vietnam (VNA) yang dikelola pemerintah telah melaporkan sejak hari Minggu (22/7/2018) mengenai sejumlah tanggapan terhadap bencana tersebut.

Seperti yang dilansir CNN, kelompok pemerintahan lokal mencari orang-orang hilang, mengatur akomodasi sementara untuk keluarga yang kehilangan tempat tinggal mereka, dan secara aktif mengevakuasi dan merelokasi orang dari daerah berbahaya.