Lempung Koala Bocah Ini Hasilkan Rp1,4 Miliar Bagi Kebakaran Australia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hingham, IDN Times - Seorang bocah berusia enam tahun, Owen Colley, mampu mengumpulkan donasi hingga Rp1,4 miliar untuk meringankan dampak kebakaran besar di Australia. Owen yang berasal dari Hingam, Massachusetts, Amerika Serikat tersebut mengaku sangat kesal setelah mengetahui bahwa banyak koala di Australia menderita akibat bencana itu.
Dilansir dari CNN, Owen akhirnya berusaha membantu upaya pemulihan dengan menggalang dana. Karena mengasihani binatang khas Australia tersebut, ibu Owen menyarankan agar putranya itu membuat koala dari lempung dan diberikan kepada donatur yang menyumbangkan uang untuk mendukung usaha itu.
1. Setiap donatur menyumbangkan minimal Rp680 ribu
Caitlin Colley, ibu Owen, mengatakan itu "benar-benar pertama kalinya Owen meminta sesuatu selain Lego atau hal lainnya". Mereka bersama-sama memikirkan kepada siapa akan meminta donasi. Kemudian, muncul ide untuk melibatkan teman-teman serta saudara mereka.
Owen pun membuat koala-koala kecil berwarna abu-abu dari tanah liat. Orangtuanya mencari jalan untuk bekerja sama dengan sebuah kelompok penyelamat binatang di New South Wales, Australia, bernama Wildlife Rescue South Coast. Bagi setiap donatur yang menyumbang Rp680 ribu, Owen akan memberikan satu koala hasil buatan tangannya.
2. Karena banyak yang ingin terlibat, orangtua Owen memindahkan donasi ke situs penggalangan dana
Rupanya, banyak yang tertarik dengan proyek mulia dari anak kecil tersebut. Ia sempat membuat lebih dari 55 koala dan terus bertambah. Karena jumlah orang yang ingin menyumbang kian banyak, orangtua Owen pun memindahkan proses donasi ke situs penggalangan dana, GoFundMe.
Dalam satu minggu saja, yaitu per Selasa malam (14/1), Owen sudah menggalang lebih dari Rp273 juta. Salah satu donasi pertama yang masuk berjumlah cukup fantastis yaitu Rp14 juta. Padahal jumlah tersebut merupakan tujuan awal mereka.
3. Owen dan keluarganya pernah tinggal di Australia
Editor’s picks
Owen tidak hanya sekadar ingin membantu koala-koala yang terdampak kebakaran masif. Ia ternyata pernah tinggal di Australia untuk beberapa bulan waktu masih balita. Ayahnya, Simon, tumbuh di salah satu kawasan di kota Sydney.
"Aku ingin mereka lebih tahu soal Australia dan aku ingin mereka lebih tahu soal binatang-binatang apa saja yang ada di Australia," kata Owen. Ibu Owen sendiri mengatakan anaknya sering mengaku rindu pada negara tersebut dan ingin kembali.
"Dia punya ketertarikan terhadap Australia," tutur Caitlin. "Dia sangat bangga pada fakta bahwa dia pernah tinggal di sana. Saya tidak mengira dia ingat momen apa pun tentang itu, tapi ternyata dia bangga soal hal tersebut."
Baca Juga: Kasihan, 7 Hewan Ini Paling Menderita karena Kebakaran Hutan Australia
4. Butuh beberapa menit bagi Owen untuk membuat sebuah koala
Owen tidak sendirian dalam membuat koalanya. Ia dibantu oleh sang ibu yang menciptakan desainnya. Perlu waktu tiga sampai empat menit untuk membuat satu koala. Kepala koala adalah bagian favorit Owen.
Tak hanya menggunakan tanah liat berwarna abu-abu, Owen juga menambahkan lempung putih dan hitam untuk bagian tubuh tertentu dari koala, misalnya telinga dan wajah. Setelahnya, koala itu harus masuk oven selama 17 menit sebelum benar-benar jadi.
5. Sebanyak 30 persen koala mati karena kebakaran
Kebakaran di Australia sudah berlangsung setidaknya sejak September 2019. Binatang-binatang seperti kanguru dan koala pun menjadi korban. Dikutip The Guardian, per akhir Desember lalu Menteri Lingkungan Hidup Australia Sussan Ley menginformasikan ada sebanyak 30 persen koala yang mati akibat kebakaran di New South Wales.
Sebelumnya, negara bagian itu dikenal sebagai habitat utama koala dengan jumlah populasi dari 15.000 sampai 28.000 ekor. "Kita akan tahun lebih ketika api sudah mereda dan asesmen yang tepat bisa dilakukan," kata Ley.
Baca Juga: Dapat Rp123 Miliar Sejam, Jeff Bezos Donasi Rp9,4 Miliar ke Australia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.