Aljazair Bebaskan Puluhan Jurnalis dan Aktivis Pro Demokrasi

Pemerintah Aljazair ingin berdamai dengan Hirak

Aljir, IDN Times - Pemerintah Aljazair akhirnya membebaskan puluhan jurnalis dan aktivis pro demokrasi pada hari Jumat (20/02). Pembebasan ini menyusul kembalinya protes gerakan anti pemerintah bernama Hirak yang memadati jalanan di Kherrata beberapa hari terakhir. 

Hal ini dilakukan sebagai upaya perdamaian antara pendemo Hirak yang berhasil melengserkan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika yang sudah memimpin Aljazair selama 20 tahun lamanya. 

1. Aljazair bersedia bebaskan jurnalis dan aktivis 

Pada Jumat (20/02) Pemerintah Aljazair membebaskan sebanyak 33 jurnalis dan aktivis pro demokrasi. Pembebasan ini juga terkait dengan upaya gerakan perdamaian dari pemerintah setempat terhadap pendemo Hirak.

Melansir dari Africa News, Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune menyatakan pada pidatonya pada Kamis (19/02) mengenai kebersediaannya untuk membebaskan para jurnalis dan aktivis. Sedangkan Menteri Hukum Aljazair mengungkapkan, 

"Sejauh ini ada 33 orang yang akan dibebaskan. Sementara untuk tahanan lainnya masih akan disiapkan prosedur lanjutan"

Salah satu jurnalis yang sudah dibebaskan adalah Khaled Drareni (40), yang mana ia sudah dipenjara sejak tahun 2019 lalu. Kala itu ia sempat menyamar sebagai anggota gerakan Hirak yang turut menyuarakan tuntutannya.

Penahanan Drareni menjadi kasus paling terkenal dalam tindakan penekanan kepada jurnalis dan kritik pada pemerintah. Pasalnya sejak itu, Pemerintah Aljazair mulai menahan siapapun yang mengkritik pemerintah melalui komentar umum ataupun sosial media, dilansir dari Morocco World News

2. Publik sambut para jurnalis dan aktivis yang dibebaskan

Mengutip dari Euronews, Khalid Drareni mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat Aljazair usai dibebaskan dari penjara Kolea di Aljir yang menyuarakan "Aljazair Bebas dan Demokratis." Pada saat dibebaskan, Drareni juga berkata,

"Saya berterima kasih pada semua yang sudah menunjukkan solidaritasnya dengan kami di Aljazair dan luar negeri, karena perjuangan kita sebagai jurnalis independen dan perjuangan untuk semua jurnalis yang ditahan dan semua opini tawanan. Kami akan bebas ketika semua tahanan bebas"

Drareni sebelumnya dipenjara setelah dianggap melakukan provokasi sebagai upaya pengumpulan massa dan membahayakan persatuan nasional. Penangkapannya menyulut kritik dari luar terhadap ancaman kebebasan pers di Aljazair. 

Sebelumnya Drareni juga sudah mendirikan situs media Casbah Tribune dan pernah bekerja untuk sebuah televisi Prancis, TV5 Monde. Selain itu pernah ambil andil dalam organisasi non profit pengawas media yakni Reporters Without Borders.

Baca Juga: Bunuh Warga Prancis, Jihadis Dihukum Mati Aljazair

3. Adanya perayaan dua tahun demonstrasi Hirak di Aljazair

Tindakan Presiden Abdelmadjid Tebboune ini dilakukan menyusul akan diadakannya perayaan dua tahun dimulainya demonstrasi Hirak pada tanggal 22 Februari. Diketahui demonstrasi besar-besaran Hirak tersebut berhasil melengserkan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika pada tahun 2019 lalu, dikutip dari Africa News

Melaporkan dari BBC, semenjak adanya lockdown akibat pandemi membuat para aktivis Hirak melakukan gerakannya secara daring. Menurut sumber Algerian Detainees mengatakan jika kini orang-orang memanfaatkan Zoom, Facebook Lives dan platform lainnya. 

Aljazair sebelumnya tengah menghadapi krisis politik dan ekonomi sejak tahun 2019. Kini pandemi COVID-19 justru memperburuk situasi di Aljazair lantaran sektor ekonomi negara Afrika Utara tersebut yang bergantung pada minyak bumi. 

Baca Juga: Aljazair Resmi Mulai Vaksinasi, Siap Bagi Stok dengan Tunisia

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya