AS Beri Sanksi Mantan Menlu Lebanon Atas Tuduhan Membela Teroris

Dituduh lakukan korupsi dan pembelaan terhadap Hezbollah

Beirut, IDN Times - Sejak hari Jumat (09/11) Amerika Serikat resmi menjatuhkan sanksi pada politikus Lebanon yang menjadi sekutu dari Hezbollah, Gebran Bassil. Sanksi ini diberikan lantaran adanya dugaan dirinya mendukung kelompok yang didukung Iran tersebut serta dugaan korupsi. 

Bassil merupakan mantan Menteri Luar Negeri Lebanon yang menjadi kepala Partai Free Patriotic Movement (FPM). Ia juga digadang-gadang menjadi kandidat calon presiden selanjutnya di Lebanon, dilansir dari Al Jazeera

1. Seluruh properti dan kepemilikan Bassil harus dilaporkan pada pihak AS

Adanya sanksi yang diberikan pada Bassil, maka seluruh properti dan harta yang ada di dalam properti miliknya beserta seluruh entitas yang separuhnya dimilikinya harus dilaporkan pada pihak Kementerian Keuangan AS. Selain itu, seluruh warga negara AS di Lebanon tidak diperbolehkan melakukan transaksi apapun dengan Bassil, termasuk pembelian dari bank terkait barang atau properti miliknya. 

Menurut Juru Bicara Kedutaan Besar AS di Beirut, Casey Bonfield menyatakan apabila hubungan kuat antar Bassil dan Hezbollah dapat memperkuat sistem korupsi setempat. Selama ini AS menganggap bila Hezbollah merupakan kelompok teroris, dikutip dari Al Jazeera

2. Terdapat empat permintaan AS yang harus dipenuhi

Melansir dari The Times of Israel, menurut pihak kedutaan besar AS, Bassil diharuskan menyanggupi empat permintaan dari Amerika Serikat, jika tidak maka sanksi dari AS akan segera diterapkan. Salah satu permintaan yang diharapkan oleh AS adalah memutuskan hubungan dengan Hezbollah sesegera mungkin. Namun ia tidak mengungkapkan ketiga permintaan kepada publik. 

Gebran Bassil yang merupakan menantu dari Presiden Lebanon, Michel Aoun dan pada hari Sabtu (07/11) telah meminta bukti-bukti kesalahan dan tuduhan yang diarahkan pada dirinya. 

Baca Juga: Peringatan Setahun Gerakan Demo Massal di Lebanon, Adakah Perubahan?

3. Bassil menolak keras sanksi dari Amerika Serikat

Pada hari Minggu (08/11) Gebran Bassil mengungkapkan apabila dirinya akan melawan sanksi AS yang diarahkan pada dirinya. Bahkan Bassil juga mengungkapkan apabila Hezbollah merupakan salah satu partai resmi yang ada di Lebanon dan bukan seperti anggapan AS sebagai teroris. Mengutip dari Arab News, Bassil mengatakan jika,  

"Kami akan menerima firma hukum untuk membuat keputusan Kementerian Keuangan AS tidak valid karena kurangnya dasar, pesan moral dan materi. Urusanku selanjutnya adalah dengan pengadilan Amerika. Salah satu kondisi untuk membatalkan sanksi jika kepentingan dari Amerika, serta mengetahui apabila sanksi AS dan Magnitsky Act berbanding terbalik dengan prinsip hukum internasional, yang berprinsip pada kedaulatan negara dan itu tidak legal apabila diterapkan di luar terirori Amerika Serikat."

Ia juga menekankan apabila masyarakat Lebanon juga harus ikut menahan ketidakadilan agar tetap bebas di tanah air sendiri. Serta dapat mempertahankan Lebanon dari perpecahan dan pertikaian.

Baca Juga: Usai Ledakan Dahsyat Beirut, Pemerintah Lebanon Alami Krisis Politik

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya