Belgia Hukum Pimpinan Organisasi Penyelundup Migran Vietnam

Berhasil menyelundupkan ratusan migran asal Vietnam

Jakarta, IDN Times - Pelaku di balik penyelundupan migran asal Vietnam akhirnya resmi dikenai hukuman pada Rabu (19/1/2022). Pelaku yang bernama Vo Van Hong itu dijerat hukuman penjara di Brussels, Belgia lantaran mengoperasikan organisasi penyelundupan manusia dari Vietnam ke Eropa. 

Insiden penyelundupan imigran ke Inggris pada Oktober 2019 disebut dengan 'Essex lorry' itu telah mengejutkan publik di Eropa. Pasalnya, kejadian itu mengakibatkan puluhan imigran asal Vietnam tewas akibat kehabisan napas di dalam kontainer.  

1. Mendapatkan hukuman 15 tahun penjara dan denda Rp14,9 miliar

Dikutip The Guardian, hasil persidangan memutuskan bahwa Vo Van Hong (45) mendapatkan hukuman 15 tahun penjara di Belgia. Pasalnya, ia telah membuat 39 orang termasuk anak-anak dan perempuan tewas ketika melintasi Selat Inggris. 

Selain itu, penyelundup migran itu juga diharuskan membayar denda sebesar 920 ribu euro atau Rp14,9 miliar oleh pengadilan Belgia. Tak berhenti di situ saja, ia juga dijerat hukuman penjara 18 bulan dan 10 tahun atas aksi penyelundupan migran dari Vietnam ke Inggris Raya yang lain.

Sedangkan hukuman kepada Hong ini menyusul dihukumnya beberapa pelaku dalam jaringan kriminal lainnya. Dua orang itu bernama Eamonn Harrison (23) yang merupakan pengemudi truk asal Irlandia Utara dan Gheorge Nica (43) yang menjadi koordinator operasi. 

Kedua orang itu telah mendapatkan hukuman penjara di London pada Desember 2020 lalu lantaran terbukti melakukan pembunuhan massal pada migran. Masing-masing pelaku mendapatkan hukuman 20 dan 27 tahun penjara. 

2. Hong sudah menyelundupkan sekitar 115 orang dari Vietnam ke Inggris Raya

Baca Juga: Keunikan Pura Hindu Bali di Belgia, Jro Mangkunya Orang Belanda

Pengadilan Belgia menyebut bahwa Hong harus bertanggung jawab lantaran memimpin organisasi kriminal yang menyelundupkan setidaknya 115 orang ke Inggris Raya sejak September 2018 hingga ditangkap pada Mei 2020.

Awalnya, Hong tidak mengakui perbuatannya dan mengklaim bahwa dirinya juga menjadi korban geng kriminal. Namun, tindakan kriminalnya akhirnya terungkap dan diketahui 15 dari 39 korban tewas dalam truk itu berasal dari organisasinya.

Sementara itu, semua anggota jaringan kriminal yang dipidanakan di Belgia berasal dari Vietnam atau warga Belgia yang berasal dari Vietnam. Diketahui 19 orang itu divonis hukum lantaran memiliki peran sebelum insiden mematikan itu terjadi dan empat lainnya sudah dibebaskan. 

Orang yang terlibat itu memiliki peran untuk membelikan perlengkapan dan bekal kepada migran, mengantarkan para migran menggunakan taksi ke tempat yang aman di sekitaran Anderlecht dan menyiapkan dokumen migran tersebut, dilansir BBC

3. Korban tewas lantaran kehabisan napas dan mengalami hipotermia

Penahanan Hong ini bermula ketika ditemukannya 39 jasad di dalam kontainer di kawasan industri di Essex pada 22 Oktober 2019 yang dikirimkan dari Pelabuhan Zeebrugge, Belgia. Dilaporkan 31 korban adalah laki-laki dan delapan di antaranya perempuan asal Vietnam dengan rentang usia antara 15-44 tahun. 

Seluruh korban tewas akibat kehabisan napas dan mengalami hipotermia lantaran panasnya suhu di dalam kontainer disertai kurangnya oksigen. Sedangkan keseluruhan korban berasal dari wilayah yang dikenal miskin di Provinsi Nghe An dan Ha Tinh di bagian utara Vietnam.

Para imigran diketahui yang menggunakan jasa penyelundup diharuskan membayar sebanyak 25 ribu euro (Rp407,2 juta). Bahkan, tak sedikit di antara keluarga korban harus berhutang untuk membawa sanak keluarganya agar mendapatkan kehidupan layak di Inggris Raya dan Eropa, dikutip dari France24

Baca Juga: Belgia: Protes Pembatasan COVID-19, Warga Buat Aksi Demo

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya