Belgia: Jangan Ada Lagi 10 Ribu Warga yang Tewas karena Israel 

Dukung perdamaian Israel-Palestina

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo, pada Kamis (23/11/2023), berkunjung ke Israel untuk bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu. Ia mendesak Israel bekerja lebih untuk menghindari jatuhnya korban warga sipil Palestina di Gaza. 

Pada awal November, De Croo mengungkapkan bahwa serangan balasan Israel ke Gaza dilakukan secara berlebihan dan tidak proporsional. Kecaman itu disampaikan setelah mendengar serangan Israel yang menargetkan kamp pengungsi Palestina Al-Maghazi di Gaza. 

1. Diskusi antara De Croo dan Netanyahu berlangsung tegang

Pada pertemuan itu, De Croo mengatakan bahwa diskusi dengan Netanyahu berjalan dengan terbuka, tapi suasananya tegang. Ia menyebut kedatangannya ke Israel bukan untuk memberitakan kabar baik. 

Belgia meminta Israel meningkatkan upaya dalam menekan korban jiwa dari warga sipil Palestina dalam serangannya yang seharusnya menyasar Hamas. Ia menegaskan bahwa Belgia tidak ingin mendengar adanya korban dari warga Palestina. 

"Kami tidak ingin mendengar lagi adanya 10 ribu warga sipil Palestina tewas dalam serangan Israel. Ini adalah momen penting. Maka jangan sampai membuat kegagalan seperti sebelumnya," terangnya, dilansir The Brussels Times.

"Gencatan senjata selama 4 hari yang dimulai Jumat adalah peluang untuk mengusulkan proses perdamaian. Meskipun Israel terus berkata bahwa perang ini masih jauh dari kata selesai," sambungnya. 

Baca Juga: Israel Marah Belgia Ogah Tayangkan Video Serangan Hamas

2. Belgia berhasil selamatkan 80 warganya dari Gaza

Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib, pada Rabu (23/11/2023), mengumumkan bahwa 80 warga Belgia dan keluarganya sudah berhasil dievakuasi dari Gaza lewat perbatasan Rafah. Puluhan orang tersebut sekarang sudah berada di Mesir. 

"Ini adalah kabar yang baik karena 80 warga Belgia dan keluarganya berhasil diselamatkan dari Gaza melalui pintu perbatasan Rafah. Tim kami masih di sana untuk menyambut dan membantu mereka. Kami akan tetap memantau semua yang mungkin masih berada di Palestina," tuturnya. 

Lahbib mengatakan, situasi kemanusiaan di Gaza sangat menyedihkan, terutama di berbagai rumah sakit. Ia menegaskan bahwa warga sipil Palestina sangat membutuhkan dalam situasi saat ini. 

Di sisi lain, De Croo mendesak Israel untuk membuka seluruh pintu perbatasan dengan Gaza, Palestina. Ia menyebut pembukaan pintu perbatasan Rafah tidak cukup untuk memasukkan semua logistik ke sejumlah area di Gaza. 

3. Belgia kirim bantuan medis senilai Rp17 miliar ke Gaza

Pada Senin (20/11/2023), Menteri Kooperasi Pembangunan Belgia Caroline Gennez mengumumkan bahwa negaranya bakal mengirim bantuan medis senilai 1 juta euro (Rp17 miliar) ke Gaza pada akhir November. 

"Saat ini 75 persen rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi. Di Gaza bagian utara, hanya 1 dari 24 rumah sakit yang masih berfungsi dan tidak ada peralatan medis lagi. Banyak dokter, perawat, dan relawan yang terluka, hilang, bahkan tewas dalam serangan ini," ungkapnya. 

"Akibat dari kelangkaan bahan bakar dan listrik, operasi harus dilakukan hanya dengan lampu dari ponsel atau obor. Ambulans bahkan tidak dapat bergerak akibat dari serangan tersebut," sambungnya. 

Selain itu, Belgia sedang menggerakkan program BFAST untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, termasuk peralatan medis dan obat-obatan. Brussels juga akan mengirimkan bantuan berupa kantung tidur dan tenda untuk warga. 

Baca Juga: Israel Bombardir RS Indonesia di Gaza, Serang Pintu Utama

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya