Bocorkan Rahasia Universitas, Fiji Deportasi Profesor Australia

Bocorkan sisi gelap universitas

Suva, IDN Times - Pemerintah Fiji melakukan deportasi seorang profesor asal Australia bernama Pal Ahluwalia. Bahkan polisi menangkap profesor yang menjabat di University of the South Pacific (USP) tersebut ketika sedang beristirahat di rumahnya sendiri pada tengah malam. 

Penangkapan dan deportasi warga negara Australia ini lantaran adanya tudingan bahwa Pal Ahluwalia membocorkan rahasia buruk lembaga pendidikan tersebut. Diketahui selama ini USP merupakan universitas prestisius di Fiji. 

1. Deportasi profesor atas kasus pembocoran sisi gelap kampus

Seorang profesor asal Australia sekaligus petinggi University of the South Pacific (USP) bernama Pal Ahluwalia dideportasi oleh Pemerintah Fiji pada hari Rabu (04/02). Bahkan ia dan istrinya diketahui ditangkap oleh aparat kepolisian setempat di rumahnya sendiri pada tengah malam dan langsung dipulangkan menaiki pesawat menuju ke Brisbane, dilansir dari ABC Net

Pal Ahluwalia sebelumnya diketahui telah membocorkan buruknya manajemen di USP pada tahun lalu. Lantas hal ini menyulut kemarahan Pemerintah Fiji dan menyebutnya telah melakukan pelanggaran hukum imigrasi. 

Menurut keterangan dari Pemerintah Fiji yang mengatakan bahwa, "Tidak satu pun orang asing yang diperbolehkan bertindak buruk dan merugikan perdamaian, pertahanan, keamanan publik, peraturan publik, moral, kesehatan publik, keamanan atau kebaikan pemerintah Fiji"

Baca Juga: Universitas di Inggris akan Diberi Tambahan Dana

2. Kecewa atas tindakan deportasi sepihak

Mengutip dari ABC Net, Rektor University of the South Pacific mengaku kecewa usai mendengar wakil rektornya tersebut dideportasi dari Fiji. Bahkan civitas kampus meliputi mahasiswa, staf hingga partai oposisi serta organisasi HAM turut mengecam tindakan dari Pemerintah Fiji. 

Profesor Ahluwalia sudah ditunjuk sebagai petinggi USP sejak 2019 untuk memodernisasi dan mereformasi institusi tersebut. Namun ia diketahui telah menuliskan laporan tuduhan terkait buruknya manajemen, penyalahgunaan hak, dan kasus pembelanjaan tak semestinya oleh administrasi sebelumnya, dikutip dari The Guardian.

3. Australia dan Selandia Baru tidak banyak memberikan respon

Selama ini University of the South Pacific dimiliki oleh 12 negara di Pasifik yang memiliki cabangnya pada masing-masing negara. Maka adanya kasus deportasi wakil rektor USP ini juga berdampak pada hubungan regional negara kepulauan Pasifik yang tergabung dalam Pacific Islands Forum (PIF). 

Australia dan Selandia Baru yang selama ini kerap memberikan sumbangan dana kepada universitas tersebut juga tidak memberikan respon yang besar. Melansir dari Associated Press, PM Australia Scott Morrison mengatakan, 

"Lihat, sudah ada beberapa masalah yang berhubungan dengan Universitas Pasifik Selatan dan menjadi topik diskusi di antara pemimpin negara-negara Pasifik. Saya tidak akan mengatakan apapun di sini yang bisa sebabkan runyamnya masalah"

Sementara Ahluwalia tetap menjadi menentang keputusan Fiji. Ia juga mengatakan jika Fiji mengusirnya, itu tidak akan membuatnya melepaskan jabatannya dan bersikeras melanjutkan pekerjaannya. Namun itu tetap tidak pasti, karena ia dilarang menghadiri pertemuan virtual dewan universitas pada Jumat (05/02).r-deported-from-fiji-recounts-ordeal/13127788

Baca Juga: Universitas Kabul Diserang 3 Pria Bersenjata, Belasan Orang Tewas

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya