Brasil Bantah Israel Bantu Tangkap Terduga Hizbullah di Negaranya

Bantah Mossad terlibat bantu polisi Brasil

Jakarta, IDN Times - Menteri Hukum dan Keamanan Publik Brasil Flavio Dino, pada Kamis (9/11/2023), menolak klaim Israel soal bantuan atas penangkapan terduga anggota Hizbullah. Ia menekankan bahwa tidak ada bantuan dari asing dalam penggerebekan tersebut. 

Sementara itu, Presiden Brasil Lula da Silva memposisikan negaranya netral dalam konflik Israel-Hamas yang berlangsung sejak 7 Oktober. Ia pun menyuarakan gencatan senjata antara kedua pihak dan menegaskan bahwa Brasil tidak mengakui Hamas sebagai teroris. 

1. Dino sebut investigasi dilakukan oleh Polisi Federal

Dino mengatakan, penangkapan dua terduga teroris Hizbullah adalah hasil investigasi internal dari Polisi Federal Brasil. Namun, ia tidak mengatakan secara langsung soal klaim dari Israel.

"Tidak ada yang bekerja sama dengan kami, tetapi berniat menggantikan posisi institusi Brasil dan hasilnya. Maka, saya harus mengatakan bahwa ini adalah investigasi dari Brasil yang dilakukan berdasarkan pengawasan hukum," tutur Dino, dilansir G1.

"Tidak ada yang dapat menyimpulkan tanggung jawab atas sebuah kelompok orang dari negara-negara lain. Ini adalah sebuah intervensi, sehingga saya harus memperjelas ini sebagai Menteri Hukum, di mana kewajiban saya mengatakan bahwa polisi tidak bisa tergantikan," tambahnya.   

Juru bicara Kantor Perdana Menteri Israel dan Mossad tidak memberikan komentar lebih lanjut soal komentar dari Dino. 

Baca Juga: Cerita Relawan MER-C Indonesia Bertahan di Tengah Gempuran Israel

2. Polisi Brasil tolak keterangan Israel

Polisi Brasil menolak klaim yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terkait klaim bahwa badan intelijen Mossad berhasil menangkap dua teroris Hizbullah di Brasil. 

"Polisi mengggunakan kerja sama sebagai alat yang efektif dalam melawan kriminal terorganisasi transnasional dan mempertahankan keamanan internal Brasil. Untuk itu, semua aksi secara teknis dan didasarkan konstitusi dan hukum di Brasil. Ini tidak bergantung pada polisi untuk menganalisa isu kebijakan luar negeri," kata kepolisian. 

Polisi juga mengatakan, kelompok itu berniat menyerang gedung milik komunitas Yahudi di Brasil, termasuk sejumlah sinagog. Terduga pelaku terancam hukuman maksimum 15 tahun penjara. 

Di sisi lain, Duta Besar Israel di Brasil Daniel Zonshine mengatakan, terdapat orang yang membantu proses rekrutmen anggota Hizbullah di negara Amerika Selatan tersebut. 

"Apabila mereka memilih Brasil, ini karena mereka memiliki seseorang yang bersedia membantu dan merekrut orang di Brasil. Penemuan pelaku ini dilakukan oleh Polisi Brasil yang merencanakan aksi teroris di negaranya," ungkap Zonshine. 

3. Brasil klaim Israel mendiskriminasi warganya di Gaza

Pernyataan ini menunjukkan ketegangan hubungan Brasil-Israel setelah konflik Israel-Hamas pecah. Israel disebut menolak sekitar 34 warga Brasil untuk meninggalkan Gaza pekan lalu. 

Pemimpin Partai Pekerja Brasil, Gleisi Hoffmann, mengkritik lambannya Israel dalam memproses warganya untuk keluar dari Gaza. Bahkan, puluhan warga Brasil itu tidak masuk dalam daftar yang disetujui oleh Israel. 

"Untuk ketiga kalinya, Israel menolak pemulangan puluhan warga Brasil yang terancam oleh aksi pembunuhan massal terhadap warga sipil di jalur Gaza," tutur Hoffmann, dilansir Reuters

Ia pun menyebut pemerintah Israel tidak memberikan penjelasan apapun terkait tudingan diksriminasi itu. Hoffmann pun menegaskan, Brasil akan melakukan negosiasi dalam menyelesaikan masalah ini. 

"Sayangnya, Israel menunjukkan bahwa mereka telah membangun sistem politik hierarki hanya untuk membebaskan warga sipil. Mereka memprioritaskan warga dari sejumlah negara," sambungnya. 

Baca Juga: Wakil PM Belgia Minta Israel Disanksi atas Perang di Gaza

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya