Capres Turki Tuding Rusia Sebarkan Hoaks Jelang Pilpres

Rusia diduga ada di balik mundurnya Ince

Jakarta, IDN Times - Calon Presiden Turki, Kemal Kilicdaroglu, menuduh Rusia menyebarkan kabar bohong dan konspirasi di negaranya menjelang pemilihan presiden. Setelah, salah satu calon presiden mengundurkan diri sebelum digulirkannya pilpres. 

Pilpres Turki yang berlangsung pada akhir pekan ini disebut akan menjadi yang paling ketat dalam 20 tahun terakhir. Kandidat oposisi, Kilicdaroglu diprediksi akan unggul tipis dari Calon Presiden petahana, Recep Tayyip Erdoğan. 

Baca Juga: Peta Pilpres Turki usai Mundurnya Salah Satu Capres Pesaing Erdogan

1. Kilicdaroglu tolak Rusia intervensi pilpres Turki

Meski menyatakan kritiknya atas ikut campur Kremlin dalam pilpres Turki, Kemal Kilicdaroglu mengungkapkan bahwa Turki akan tetap melanjutkan kooperasi dan persahabatan dengan Rusia. 

"Kepada teman Rusia. Anda berada di balik penyebaran konspirasi, kabar bohong yang disebarkan di Turki belakangan ini. Apabila Anda menginginkan pertemanan setelah 15 Mei, angkat tanganmu dari Turki. Kami masih ingin melanjutkan kooperasi dan persahabatan," tulis Kilicdaroglu, dilansir Politico.

Kilicdaroglu menyatakan kritikannya tanpa membeberkan secara detail apa kabar bohong yang disebarkan Rusia di Turki. Diduga Rusia telah menyebarkan kabar bohong mengenai skandal yang menjerat kandidat oposisi, Muharrem İnce. 

Baca Juga: H-2 Pemilu Turki: Popularitas Erdogan Turun 

2. Mundurnya Ince akan dongkrak suara Kilicdaroglu

Kilicdaroglu melayangkan komentar kepada Rusia beberapa jam setelah mundurnya Ince dari perebutan kursi presiden. Ia menekankan bahwa pengunduran dirinya ini akibat beredarnya video seks yang dituduhkan padanya. 

"Saya memutuskan mundur dari pencalonan Presiden Turki. Saya melakukan ini untuk negara saya," papar Ince, dilansir BBC

"Surat tagihan palsu, video palsu, gambar tersebut mereka dapat dari laman porno Israel dan menggantinya dengan muka saya. Sayangnya, beberapa orang di Turki menyebarkan itu dan menyebutnya sebagai pihak oposisi," tambahnya. 

Mundurnya Ince disebut justru menguntungkan Kilicdaroglu dalam perebutan kursi orang nomor satu di Turki. Sebab, bakal pemilih Ince kemungkinan akan beralih pada kandidat oposisi utama. 

Baca Juga: Dibantu Rusia, Suriah dan Turki Siap untuk Rujuk

3. Putin mengharapkan Erdogan kembali terpilih

Capres Turki Tuding Rusia Sebarkan Hoaks Jelang PilpresPresiden Rusia, Vladimir Putin. (twitter.com/KremlinRussia_E)

Presiden Rusia, Vladimir Putin kemungkinan mengharapkan Erdogan kembali terpilih sebagai pemimpin di Turki. Pasalnya, pemimpin autoritarian tersebut dipandang punya kepentingan yang sejalan dengan Moskow. 

Bahkan, Rusia bersedia memberikan investasi jutaan dolar ke unit Rosatom Turki untuk proyek konstruksi. Sejumlah pakar menyebut bahwa kucuran dana tersebut untuk membantu Turki yang tengah dilanda krisis ekonomi dan depresiasi mata uang lira. 

Dilaporkan RFE/RL, rencana Putin kemungkinan akan gagal apabila Kilicdaroglu terpilih sebagai presiden pada 15 Mei nanti. Pasalnya, ia menginginkan hubungan baik dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS), termasuk membuka jalan Swedia masuk jadi anggota NATO. 

"Kekalahan Erdogan tidak akan membuat Putin senang. Putin hanya punya sedikit pilihan apabila Kilicdaroglu menang. Ia harus menerima Turki mendekat ke Barat," terang Mark Katz selaku profesor politik dari George Mason University. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya