Cegah Kerusuhan Terulang, Honduras Terjunkan Militer ke Penjara

Kekerasan di Honduras kian meresahkan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Honduras menerjunkan Polisi Militer (PMOP) di seluruh penjara pada Senin (26/6/2023), usai kerusuhan yang menewaskan 46 narapidana pekan lalu. Keputusan ini sebagai langkah untuk memberantas kekerasan akibat ulah geng kriminal di dalam penjara. 

Sehari sebelumnya, Presiden Xiomara Castro telah mengumumkan pemberlakuan jam malam di wilayah utara, tepatnya di Choloma dan San Pedro Sula. Setelah peristiwa pembunuhan massal yang mengakibatkan tewasnya 21 orang dalam kurun waktu 24 jam. 

Baca Juga: Honduras Terapkan Jam Malam usai Insiden Pembunuhan Massal

1. Mirip yang diberlakukan di El Salvador

Cegah Kerusuhan Terulang, Honduras Terjunkan Militer ke Penjarasuasana di dalam penjara Honduras (twitter.com/GobiernoHN)

Keputusan ini sesuai dengan rencana Presiden Castro untuk menyerahkan kontrol penjara kepada PMOP pekan lalu. Hal ini berdampak pada pengangkatan keputusan pemerintah terdahulu soal demiliterisasi keamanan di sistem penjara. 

Dilaporkan Reuters, kebijakan ini disebut mirip dengan yang dilakukan pemerintah El Salvador untuk memberantas geng kriminal. Terlihat di penjara Tarama, ribuan tahanan tanpa kaos diharuskan berbaris di lantai sambil menundukkan kepalanya dengan penjagaan ketat polisi militer. 

Menteri Pertahanan Honduras, Jose Manuel Zelaya mengungkapkan bahwa tindakan ini sebagai misi untuk mengalahkan kriminalitas terorganisasi di dalam penjara. Ia menambahkan akan mencari tokoh intelektual yang beroperasi dari luar penjara. 

Baca Juga: 41 Perempuan Tewas akibat Kerusuhan di Penjara Honduras

2. Muñoz umumkan berakhirnya korupsi dalam penjara

Komandan PMOP, Kolonel Fernando Muñoz mengungkapkan bahwa seluruh korupsi di dalam penjara resmi berakhir. Ia menyebut banyak terjadi kasus suap dalam penjara di Honduras. 

"Penyelundupan senjata di dalam penjara dilarang dan hanya ada satu jalan masuk. Banyak anggota geng yang menyuap penjaga penjara untuk menyelundupkan senjata. Namun, korupsi di sistem penjara resmi berakhir," ungkap Muñoz, dikutip DW

Pada saat yang sama, Muñoz juga menunjukkan kepada pers, sejumlah senjata yang berhasil disita dari dalam penjara. Senjata tersebut meliputi senapa mesin dengan amunisi, granat, dan sejumlah alat komunikasi. 

Penyitaan itu berada pada area khusus yang diperuntukkan bagi geng kriminal Barrio 18 di penjara Tamara. PMOP juga akan melakukan penggeledahan di lokasi khusus geng Mara Salvatrucha (MS-13). 

Baca Juga: Honduras Terjunkan Personel Militer Perangi Geng Kriminal

3. Gereja Katolik kecam kekerasan di Honduras

Konferensi Episkopal Honduras (CEH) atau perkumpulan Uskup Gereja Katolik mengecam segala bentuk kekerasan di dalam negeri. Mereka meminta otoritas untuk mengubah strategi keamanan sebelum kekerasan semakin merajalela di negara Amerika Tengah tersebut. 

"Di tengah rentetan kekerasan yang semakin menjadi-jadi dalam beberapa hari terakhir. Sayangnya, kami tidak dapat menghentikannya selama bertahun-tahun. Kami mengungkapkan rasa duka kepada seluruh korban yang kehilangan anggota keluarganya, termasuk orang yang terancam," terangnya. 

"Kami melawan segala bentuk kekerasan dan disrupsi aturan sosial dan menyerukan kepada otoritas untuk memikirkan ulang dan jika perlu mengubah strategi keamanan di Honduras," sambungnya.

Dilansir La Vanguardia, mereka menyebut bahwa strategi keamanan saat ini tidak menghasilkan apapun di Honduras. Pasalnya, terdapat setidaknya 10 -15 orang yang tewas setiap harinya. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya